Peristiwa ini terjadi pada 1 tahun yang lalu, pada saat itu aku berniat menelpon temanku tapi ke tersambung ternyata aku tersambung dengan orang lain. Terdengar dari suaranya yang seperti suara wanita dewasa, aku menafsirkan yang mengangkat telepon berusia sekitar 35 tahunan.
Karena cara berbicaranya begitu sopan dan berwibawa, saat itu aku mencoba untuk mencari bahan pembicaraan lain dengan tujuan agar telponnya tidak terputus. Dia pun menanggapi pembicaraanku, sambil iseng aku bertanya kepada wanita di telpon itu apakah sudah punya pacar atau belum, dan dia menjawab belum punya pacar. Setelah beberapa lama kami berbicara di telpon akhirnya kami saling menyimpan nomor masing-masing dan sejak itu aku sering menghubunginya hanya untuk sekedar mengobol basa-basi, makin lama obrolan kami kali ini mulai tidak karuan. Oh iya aku hampir lupa memperkenalkan wanita yang ku kenal di telpon itu, dia bernama Tante Arum. Baiklah kembali kecerita lagi. Saking serunya kami mengobrol , tanpa disadari kami-pun mencapai tahap pembicaraan tentang pengalaman pacaran, dari situlah akhirnya Tante Arum mulai bicara jujur padaku,
Tante Arum :"Sebenarnya aku ini sudah Married, tapi hubunganku saat ini sudah tidak harmonis karena aku bosan dengan suamiku ".
Mendengar pengakuan Tante Arum aku pun mulai makin berani, dengan pura-pura lugu aku mencoba memancing pembicaraan yang lebih dalam lagi,
Fandi :"Bagaimana sih rasanya waktu Tante Arum dan suaminya bulan madu?".
Tante Arum :"Rasanya sungguh nikmat sekali, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata dan hanya bisa dirasakan".
Fandi :"Biasanya Posisi sex apa yang biasa tante lakukan dengan suami Tante ??? ".
Tante Arum :"Suamiku untuk memulai awal permainan kami, biasanya sih berawal dari mencium leherku kemudia, menghisap buah dada Fan".
Fandi :"Oh begitu ya Tante… tante paling suka dengan posisi apa ?".
Tante Arum :"Aku paling suka dengan posisi Sex Women On Top".
Fandi :"Tante mau nggak ajarin aku begituan … hhe".
Tante Arum :"Weitsss… Enak aja, sana cari wanita yang masih single, trus Married biar kamu bisa ngerasain enaknya ngentot Weeek… ”.
ternyata tante Arum ini jinak-jinak merpati, aku semakin tertantang untuk terus memancingnya lagi.
Fandi :"Gitu aja sewot sih Tante, yaudah deh ngak usah yang begituan, gimana kalau Tante ajarin aku ciuman saja… ".
Tante Arum :"Lihat aja belum apa-apa sudah mau nyosor saja kamu ini, entar kalau udah lihat Tante malah lari kamu nanti".
Fandi :"Siapa juga yang lari, yang lari Tante atau aku ?".
Tante Arum :"Sudah deh nggak usah banyak omong, kita ketemuan aja deh, Waktu dan tempat kamu yang nentuin, Gimana berani nggak ???".
Fandi:"Oke deh tante kita ketemuan di restaurant, sehabis itu makan kita langsung nonton film, Gimana Tante ?".
Tante Arum :"Oke deh, Tante nurut kamu aja deh Fan".
akhirnya percakapan kami putuskan untuk janjian bertemu besok jam 15.00 sore.
loading...
Sore itu aku berdandan rapi dan wangi, setelah selesai aku langsung menuju restoran tepat jam 15.00 sore, sesampainya di restoran aku duduk sambil jangungku deg-degkan karena panasaran pada Tante Arum yang akan bertemu denganku, sekitar 5 aku duduk sendirian di restoran itu, terlihat seorang wanita berambut panjang, tinggi badan 164 cm, dengan baju berwarna hitam dan rok berwarna merah yang seksi datang menghampiriku. Melihat Tante Arum yang ternyata sangat cantik dan montok membuat fikiranku langsung tidak karuan, dalam hatiku berkata "aku harus bisa mencium dan berhubungan intim denganya". Direstoran itu setelah makan dan minum kami hanya mengobrol sebentar lalu kamipun langsung menuju ke bioskop, sesampainya di bioskop kami beli tiket dan kebetulan kami berdua mendapat tempat duduk paling belakang. Tidak lama film-pun mulai diputar, ditengah diputarnya film itu fikiranku terus mencari cara agar bisa ngentot dengan Tante Arum sampai-sampai penisku bangkit tanpa kusadari. Dengan hati deg-degkan aku memberanikan diri untuk memegang tangannya yang begitu halus dan lembut, kulihat tante Arum hanya diam saja dan tidak meresponku lalu aku membisikan ke telinganya,
Fandi :"Tante bohong padaku ya waktu itu, kata Tante waktu ditelpon, tante bilang sudah nenek-nenek, ternyata tante masih seperti Gadis yang berumur 22 tahuna…hhe… sungguh beruntung sekali ya suami tante".
dia hanya tersenyum memandangku dan belum sempat Tante Arum menjawab aku mulai memancingnya,
Fandi :"Oh iya tante, mana janji tante, katanya aku boleh cium tante kalau aku nggak lari dari tante".
kembali Tante Arum tidak langsung menjawabaku tapi pandangannya di alihkan melihat sekeliling ruang bioskop itu,
Tante Arum :"Jangan disini ah, Tante malu kalau nanti ketahuan sama orang".
Fandi :"Udah cuekin aja deh Tante orang lainnya, anggep aja kita lagi berduan…hhe …".
sepertinya Tante Arum tidak dapat jatah dari suaminya semalam hingga begitu mudahnya ku rayu, dalam keremangan aku melihat tante Arum merapat-rapatkan kedua bibirnya untuk membersihkan lipstiknya lalu aku mulai mendekatkan bibir aku pada telinga tante Arum kemudian ke bibirnya dan langsung kulumat bibir manis Tante Arum, ternyata dia membalasku, kami pun saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi, tanganku mulai menyusuri tubuh montoknya dan sampailah di bukit kembar yang sangat besar,indah dan ranum di dada Tante Arum, tanpa ragu lagi langsung kuremas-remas susu besarnya dan pelintir pentilnya, terasa nafas Tante Arum mulai memburu birahi yang bangkit tapi tba-tiba tanganku disentakkan dan ciuman kami dihentikan,
Tante Arum :"Cukup Fan, jangan terlalu jauh, Inget aku sudah Married".
aku sudah hampir mendapatkannya dan aku tidak mau nyerah sampai di sini saja, dengan perlahan dan sedikit ragu takut Tante Arum marah dan menamparku, aku pegang tangannya lalu kubimbing kearah kemaluanku yang sudah tegang dari tadi menjadi keras, panjang dan besar, kulihat dia hanya diam saja terpaku dengan besarnya penisku, ku tuntun tangannya untuk mngeluarkan Penisku dan ku buat jari jemarinya menggenggam penisku mengocoknya perlahan,
Tante Arum :"Kamu ini yah, bener-bener Nekad.,".
Fandi :"Aku nggak tahan lagi lihat tubuh indah tante".
Tante Arum :"Besar dan panjang juga penis kamu".
Fandi :"Iya tante,rasanya pengen deh tante".
Tante Arum :"Nanti aja keluarin dikamar mandi".
Fandi :"Pinginnya sama tangan tante Ajeng !".
Tante Arum :"Dasar anak nakal kamu ini… Udah nggk tahan lagi ya kamu ???".
Fandi :"Iya nih tante…".
akhirnya Tante Arum mau juga mengocok penisku yang sudah tegang dari tadi menjadi besardan panjang, terasa sungguh nikmat sekali kocokannya, ditambah lagi tangan Tante Arum yang super halus dan penuh pengalaman membuatku tak bisa tinggal diam dan kembali kuremas-remas susu besarnya membuat birahinya bangkit,tanpa malu lagi Tante Arum menundukkan kepalanya dan langsung melumat kepala penisku dan tangannya terus mengocok batang penisku dengan lincah, selang beberapa menit Penisku mulai berdenyut dan,
Croot.....Crroot.....Crrooott.....
tersemburlah sudah air maniku akibat lumatan dan hisapan bibir manisnya dan juga kocokan mesra tangan Tante Arum.
Setelah film selesai aku dan Tante Arum keluar untuk jalan-jalan. Aku membelikan dia baju untuk anaknya, terus jalan-jalan kembali, makan, hingga jam menunjukkan pukul 9 malam.
Fandi :"Tante Arum nggak dimarahin sama om kalau pulang terlambat?".
Tante Arum :"Tadi sudah bilang ada teman yang ulang tahun, jadi pulang agak lambat…".
Aku mengantarnya pulang.Didalam perjalanan pulang terlihat plang hotel, pikiranku mulai nggak karuan dan ingin menikmati tubuh indah dan montok Tante Arum. Aku memasukkan mobil ke hotel,
Tante Arum :"mau ngapain kita kesini…?".
Fandi :"Kita ngobrol dulu biar kita saling kenal lagi tante, aku janji deh nggak akan nakal tante".
Tante Arum hanya terdiam saja dan tidak menolak ajakanku, sesampainya didalam hotel Tante Arum tampak kaku dan aku mencoba menenangkannya,
Fandi :"Udah Tante santai saja, jangan terlihat kaku seperti itu".
Tanpa menjawab tante Arum membuka sepatunya lalu aku menghampirinya.
Fandi :"Tubuh Tante indah sekali,pasti suami Tante puas banget diranjang".
Tante Arum :"Dasar kamu, pasti ada maunya".
aku mendekatinya kemudian kulumat bibirnya dan dia membalas lumatanku,kembali kami saling beradu bibir dan lidah penuh birahi, aku mulai menyusuri tubuh montoknya dengan setengah paksa kubuka bajunya lalu celana panjangnya sampai tante Ajeng terlihat bugil, kulihat Tante Arum hanya pura-pura berontak karena aku tahu dia juga lagi sange, lalu kujepit badannya yang seksi dan montok itu,
Tante Arum :"Fan.....jangan Fandi...! .jangan maksa tante gini dong…".
Aku tidak peduli dengan ucapanya, aku mulai meremas-remas susu besarnya dan melumat pentil coklatnya,penisku yang masih di dalam celana menggesek-gesek vaginanya yang di tumbuhi bulu halusyang tertata rapi, dia sudah mulai menikmati permainan dan merangkulku,tubuhnya menggelinjang dan bibirnya mendesah liar,
"ahh........nakal.........kamu........"
"shhh........terus.......Fandi........."
"ohh.......puaskan........aku........"
"hmmm.........enak.........ahhh........"
desah Tante Arum. Aku mulai turun menyusuri perut hingga akhirnya sampailah pada tujuan terakhir, tanpa ampun ku lumat bibir vagina Tante Arum dan jilat sertaku hisap membuat tubuhnya makin liar menggeliat di atas ranjang hotel, tangannya menjambak rambutku dan pahanya terbuka makin lebar, aku berhenti sejenak melihat pemandangan indah vagina Tante Arum menyaksikan lubangnya terbuka, kumasukkan dua jari jariku mengocok vagina Tante Arum sambil kijilati itilnya, pantatnya bergoyang naik turun mencoba membuat jariku masuk lebih dalam, tidak berapa lama tubuhnya mengejang, pahanya menjepit kepalaku erat dan cairan kental meleleh dari lubang vaginany yang langsung kusantap sampai habis. Setelah puas menikmati orgasme Tante Arum bangun dan melucuti pakaianku. Sekarang giliran Tante Arum yang menghisap Penisku lagi seperti di bioskop tadi namun kali ini lebih buas, dia melumat seluruh penisku sampai terasa kepala penisku menyentuk tenggorokannya, jari-jemarinya yang halus dan lembut meremas buah zakarku, aku menggeliat dan kepalaku menoleh kekiri dan kanan merasakan kenikmatan penisku di mulutnya, aku tidak tahan lagi menerima serangan birahi dari Tante Arum yang sange, ku angkat Tante Arum naik ke atas tubuhku dan kulumat bibirnya sambil berpindah posisi, setelah Tante Arum berada di bawahku langsung kumasukkan penisku yang besar dan panjang ke lubang vagina Tante Arum yang sudah basah itu dan dengan cepat kugerakkan maju mundur agar menghujam vaginanya yang terasa hangat dan nikmat. Dengan posisi penisku masih menancap dilubang vagina Tante Arum aku guling-gulingkan badannya sehingga kadang dia diatas kadang dia dibawah.
"ahh........terus........Fan......."
"shhh..........entot........aku........."
"ohh........puaskan.........aku........"
"hmmm.......nikmat........ahhh........"
rancaunya. Aku dan tante Arum berpinda posisi, dia nungging dan kuhujam vaginanya dari belakang sambil ku pegang pundaknya dengan satu tanganku dan yang lain meremas-remas pantat bahenolnya sambil sesekali ku tampar hingga terlihat merah, birahi sudah menguasai kami dan segala gaya kami praktekkan, goyang pantat bahenol Tante Arum sangat indah dan penisku terasa nikmat di dalam vaginanya, Ku tekan kuat penisku kedalam vaginanya dan Croot.....Crooott........Crrooott......... spermaku menyemprot lubang rahim Tante Arum berkali-kali dan ternyata dia juga orgasme bersamaku,setelah tubuh kami lemas aku rebah di samping Tante Arum,
Fandi :"Tante hebat sekali".
Tante Arum :"kamu juga hebat Fan, belum pernah aku orgasme seperti ini saat ngentot dengan suamiku".
terlihat senyum manis menghiasi bibirnya sebagai tanda kepuasan atas pelayananku. Setelah tenaga kami pulih, aku mengajak Tante Arum mandi bersama, di kamar mandi aku kembali menghujam vaginanya dan kali ini aku juga berhasil menganal dubur Tante Arum. Selesai ngentot sambil mandi aku dan Tante Arum terkapar di ranjang karena lelah dan puas sekali.
Tante Arum :"Kamu mau kan jika nanti kita ketemuan lagi Fan?".
Fandi :"Aku akan siap kapan pun tante ingin bertemu denganku asal....!".
Tante Arum :"Asal apa Fan?".
Fandi :"Asal aku boleh ngentot lagi sama tante".
Tante Arum :"Iya Fan, aku butuh penis kamu yang besar dan panjang ini untuk menggatikan suamiku".
sambil bicara dia memegang penisku dan beberapa kali menciumnya mesra dan gemas.
Baca juga :Ngentot dengan rena di bawah pohon beringin
Karena waktu sudah cukup malam, kami pun merapihkan diri lalu kami keluar dari hotel, aku mengantarkan Tante Arum pulang kerumahnya. Hubungan kami berlanjut dan kami sering bertemu untuk meluapkan birahi, hingga sampai saat ini hubungan kami masih berlanjut, aku menggatikan suami Tante Arum saat di luar rumah dan entah sampai kapan hubungan ini akan berakhir, hanya waktu yang dapat menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar