Ngentot dengan Keponakan istriku yang cantik


Sejak awal pernikahanku dengan istriku ada dari salah satu keluarga istriku tidak pernah setuju dengan pernikahan kami namun begitu kami masih tetap menikah dan hidup bahagia bersama.Istriku seorang wanita karier yang sukses,dia telah memiliki usaha sendiri yang maju sebelum menikah denganku,kami bertemu saat usahaku bangkut dan dia membeli semua asetku,sejak itu kami mulai dekat dan akhirnya kami menikah.Istriku bernama Aida dan usianya 24 tahun sedang namaku Angga dan usiaku 26 tahun.Kami telah menikah selama dua tahun namun belum di karuniai anak,Istriku sangat sibuk dan kadang pulang sampai larut malam membuatku kadang tak tega bila harus memaksanya untuk melayani birahiku.

loading...

  
 Saat itu sedang masa liburan sekolah membuat rumah kami ramai karena para keponakan yang jauh berkumpul untuk liburan di kota kami, mulai dari yang masih kecil sampai yang sudah besar pun semua datang. Rumah kami sangat besar hingga mampu menampung 15 orang yang bisa tidur di kamar sendirian. Salah satu keponakan istriku yang paling mencolok adalah Riana, usianya 20 tahun dan dia masih kuliah. Dia cantik walau tak secantik istriku,tubuhnya langsing dan seksi. Oh,,,,ya!! dia adalah orang yang tidak setuju dengan pernikahanku dengan istriku dan sampai saat ini kami tidak pernah tahu alasan Riana keponakan istriku tidak menyetujuinya. Selama 7 hari rumah kami bagi ada suara genderang karena kedatangan keponakan-keponakan kami sampai akhirnya mereka mulai pulang satu persatu,kalau tinggal Riana dan dua adiknya yang terakhir belum pulang karena istriku meminta mereka untuk tinggal lebih lama agar bisa menemaniku karena istrikj harus pergi keluar kota selama 3 hari dengan alasan agar kami lebih akrab dan setuju dengan hubungan kami.
   Pagi itu istriku berangkat dan aku serta 3 keponakan istriku mengantar sampai bandara.Sepulang dari bandara kami tidak langsung pulang karena adiknya Riana yang paling kecil bernama Raka ingin pergi ketaman hiburan,

Raka :"Om kita main dulu ya ketaman hiburan".

Angga :"Baiklah,tapi jangan lama-lama ya?".

Raka :"Oke om Angga,,,,!".

sampai di sana tempatnya sangat ramai dan menyenangkan sampai kami lupa waktu,beberapa kali saat di taman hiburan ada kejadian yang membuatku menjadi canggung dengan Riana,beberapa kali saat berdesakan dengan beberapa pengunjung tanpa sengaja Riana hampir jatuh dan saat aku menangkapnya aku memegang buah dadanya serta saat Riana di dorong adiknya dan aku menangkapnya bibir kami beberapa kali bertemu.Tidak terasa karena bigitu senangnya bermain hingga waktu terus berjalan,kami pulang sekitar pukul 4 sore,karena capek aku tertidur sebentar di sofa setelah membawa Raka dan kakaknya kekamar karena ketiduran di mobil saat pulang.Aku terbangun karena mendengar suara tangisan dari sebuah kamar,dengan perlahan aku mencari darimana suara tangisan itu hingga aku sampai pada kamar Riana, ternyata Riana yang menangis. Perlahan ku buka pintunya yang tidak terkunci takut mengagetkan Riana, 

Angga :"Kamu kenapa nangis Ri?".

dia tidak menjawabku tapi dia bangun dari tidurnya dan menghampiriku lalu "Pllaaaak,,,,,,,!" suara tangan Riana menamparku, aku kaget bukan kepalang melihat reaksinya, tapi dengan cepat pula dia memelukku sambil terus menangis, kurasakan buah dadanya menekan dadaku, terasa begitu kenyal apalagi saat dia terisak-isak buah dadanya bergerak di dadaku. Aku yang sudah 3 hari tidak mendapat jatah dari istriku mulai terasa ada yang bergerak di selangkanganku.

Riana :"Kamu jahat sekali mas!".

aku hanya diam dan memeluk tubuh montok Riana, fikiranku melayang jauh menembus celana jeans Riana yang memperlihatkan ada tali G-string di dalamnya,

Riana :"Kenapa kau lakukan ini padaku?".

Angga :"Aku salah apa Ri padamu?".

Riana :"Mas Angga bersalah padaku karena menikah dengan Tante Aida".

Angga :"Aku tidak mengerti maksudmu Ri, tolong jelaskan padaku?".

entah apa yang aku fikirkan tapi tanganku mulai meraba tubuh Riana bagian belakang dan sesekali menyentuh G-stringnya, namun Riana diam saja dan terus menangis sambil menyalahkanku,

Riana :"Kamu jahat, jahat, jahat,,,,,,,!".

tangan Riana berkali-kali memukul dadaku,

Angga :"Tolong Ri! Jelaskan dulu apa salahku?".

Riana :"Aku tidak setuju mas Angga menikah sama tante Aida karena aku cinta sama mas Angga".

aku kaget mendengar jawaban Riana,jadi ini alasan Riana tidak pernah setuju aku menikah dengan tantenya. Ku lepas pelukanku dari Riana lalu ku tatap matanya,tanganku berada di pipi kanan dan kirinya,

Angga :"Maafkan aku Ri, tapi bagaimana mungkin itu bisa terjadi?".

tangannya memegang tanganku yang ada di pipinya,

Riana :"Mas Angga ingat 5 tahun yang lalu?".

aku mencoba mengingat kejadian 5 tahun yang lalu tapi aku tidak menemukan jawaban dari apa yang aku cari,

Angga :"Maaf Ri, aku tidak bisa mengingatnya. Memang apa yang terjadi 5 tahun yang lalu?".

Riana :"Mas Angga pernah menyelamatkan aku dan merawatku dulu".

aku tersentak kaget mendengar jawaban Riana. Ternyata dia adalah gadis yang pernah ku tolong dulu, gadis yang pernah bersamaku, tidur denganku, dan hidup bersamaku seperti suami istri 5 tahun yang lalu. Aku tidak pernah menyangka jika Riana adalah gadis yang dulu ku kenal dengan nama Ana. Kala itu aku masih belum bertemu ddngan istriku, aku tinggal di kontrakan dan aku menyelamatkan seorang gadis yang tersesat. Selama 1 tahun aku merawatnya dan juga menganggapnya istriku karena saat tinggal bersamaku, aku pernah menidurinya dan dia masih perawan saat pertama kali dia ku entot. Setelah itu kami berpisah karena dia harus pulang dan kami berjanji untuk saling setia walau saat itu dia masih berusia 15 tahun.

Angga :"A,,,,,,,A,,,,,,,Anna,,,,,,!".

Riana :"Benar mas, aku Anna. Istri mas Angga dulu walau waktu itu bohongan".

aku langsung memeluknya lagi dan beberapa kali mencium kening, pipi dan bibirnya,

Angga :"Kenapa kau baru bilang sekarang Anna?, kenapa kau tidak lagi kembali padaku dulu?".

Riana :"Aku ingin sekali memberi tahumu mas, tapi tak pernah ada waktu yang tepat untuk mengatakannya".

Angga :"Kau tahu Anna! Selama ini aku mencarimu kemana-mana, tapi tak pernah menemukanmu sampai akhirnya aku bertemu dengan Aida. Dia yang membatu saat aku sudah putus asa mencarimu selama 2 tahun".

Riana :"Sebenarnya setelah aku pergi, aku datang lagi ke tempat itu mencarimu mas Angga tapi kamu sudah pergi dan aku melihat mas Angga lagi saat mas Angga bertunangan dengan tante Aida".

Angga :"Maafkan aku Anna".

Beberapa lama kami terdiam dan terus berpelukan lalu ku lepas pelukan kami dan kembali ku pegang kedua pipinya di ikuti tangannya yang memegang tanganku, kami bertatapan mata begitu lama,entah kenapa aku teringat saat ngentot dengannya dulu dan itu membuat penisku tegang kembali. Ku dekatkan bibirku ke bibirnya dengan perlahan dan akhirnya kulumat beberapa kali bibirnya, Riana membalas lumatanku dan ku lepas lagi lumatan bibirku, ku lihat Riana tersenyum padaku dengan perlahan tanganku di tuntun ke buah dadanya yang kini sudah lebih besar dari 5 tahun yang lalu. Birahiku bangkit dan ingin menikmati tubuh Riana seperti dulu, aku meremas-remas susu besarnya dan dia hanya tersenyum menatapku, tanpa menunggu lagi langsung kulumat bibir manisnya dan dia kembali membalas lumatan bibirku,kami saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi. Aku mulai melepas baju Riana lalu BH warna putih yang sama dengan warna kulitnya itu, sekarang buah dadanya tidak tertutup apa-apalagi, susunya sangat besar bahkan lebih besar dari milik istriku, selain itu juga masih terlihat kencang indah, pentil warna pink menghiasi ujungnya membuat pemandangan maki sempurna, langsung saja kulumat pentil pink yang mengeras di dada Riana sambil ku remas-remas susunya dengan gemas, terdengar suara desahan Riana yang pelan membuat birahiku makin bergejolak, aku menusuri perutnya sambil melepas celana jeans yang di pakainya, kutarik tali G-stringnya dan ku buang kain kecil yang menutupi pangkal paha Riana, vaginanya masih tetap indah seperti dulu, tembem dan bersih tanpa ada satu pun bulu yang tumbuh. Ku angkat satu kakinya keatas ranjang dan bibir vaginanya yang merah merekah terbuka di depan mataku, ku pegang dan ku remas pantat bahenolnya dan tanpa di minta langsung kulumat bibir vagina Riana dan kuhisap-hisap membuat Riana mendongakkan kepala dan menddsah merasakan permainan bibirku,

"ahh........mas........Angga........"
"shhh.........aku........cinta.........."
"ohh.......kamu........shhh........"
"hmmm........enak.......ahhh........"

desah Riana liar. Tangannya menjambak Rambutku dan menggoyang pantatnya maju mundur, kuraih susu besarnya dan ku remas-remas dengan gemas sambil terus kulumat dan kuhisap bibir vaginanya, lidahku masuk menyusuri dinding vaginanya yang terasa hangat, tiba-tiba Riana menjambak rambutku dengan kuat,tubuhhnya mengejang hebat dan cairan kental mengalir dari dasar lubang vaginanya lalu dengan buas ku hisap dan kutelan sampai tak tersisa. Riana memandangku yang ada di selangkangannya, aku bangkit menyusuri tubuhnya dan melumat pentilnya beberapa kali dan terus naik hingga akhirnya sampai di bibir manis Riana, kami kembali saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi. Ku hentikan lumatanku dan melepas bajuku sedang keponakan istriku turun melepas celanaku dan juga kolor segitigaku sampai penisku yang tegang mengenai wajahnya, dia meraih penisku dan meremasnya,

Riana :"Dasar nakal,,,,,! Tanteku kamu embat juga".

aku hanya meringis menahan sakit karena penisku di remas Riana, tidak lama dia berubah mengocok penisku dan melumat kepalanya dengan buas, tangannya tidak bisa menggenggam semua penisku karena ukuran lingkarnya 6 cm dan bibirnya hanya bisa melimat seperempa batang penisku karena panjangnya hampir 22 cm. Sekarang aku yang mendesah merasakan keponakan istriku sedang mengoralku seperti dulu.

"ahh.........terus........Anna........"
"shhh.........pintar........sayang.........."
"ohh........kamu........hebat........."
"hmmm.........enak........ahhh..........."

desahku menikmati kuluman dan hisapan bibir manis keponakan istriku. Aku tidak tahan lagi ingin segera menikmati vagina keponakan istriku yang tembem, ku angkat dia agar bangun dan sepertinya dia tahu maksudku, dia membelakangiku dan nugging di atas ranjang lalu ku arahkan penisku yang besar dan panjang ke lubang vaginanya hingga kepalanya masuk, kupegang pundak Riana dan mulai ku hujam vaginanya dari belakang, seperti sedang menaki kuda aku terus menggoyang pantatku maju mundur membuat penisku keluar masuk di lubang kenikmatan keponakan istriku, pantat bahenolnya bergoyang indah dan kuremas dengan tangan kananku sambil sesekali ku tampar sedang tangan kiriku masih memegang pundaknya. Merasakan penisku yang menhujam vaginanya hingga perutnya membuat Riana mendesah liar,

"ahh.........pelan......mas........."
"shhh........kont*l..........kamu........."
"ohh........besar........panjang........."

rancaunya. Aku tidak peduli dan terus menghujam vaginanya lebih cepat lagi membuat Riana tidak tahan dengan penisku yang besar dan panjang hingga terjatuh dan tengkurap di atas ranjang, aku naik keranjang dan duduk di pahanya lalu menindih tubuh bugil keponakan istriku sambil menelusuri lehernya, kuarahkan penisku kedalam lubang vagina Riana tapi saat ku tekan hingga penisku masuk terasa begitu seret dan juga Riana berteriak keras,
"aaarrrgggghhhhh............". Karena takut kedua adiknya dengar aku pun membekap mulutnya dan mulai menghujam vaginanya, tapi karena rasanya lebih seret dan lebih kuat jepitannya dari yang pertama aku pun berusaha melihatnya, ternyata penisku sedang menghujam dubur keponakan istriku, aku yang baru pertama kali menghujam dubur merasakan jepitan kuat dan seretnya dubur Riana terus menghujamnya walau penisku terasa agak sakit dan ngilu tapi semua itu masih kalah dengan rasa nikmatnya, Riana menggeliat dan mendesah liar merasakan penisku menghujam duburnya. Puas menghujam duburnya aku bangun dan membalikkan tubuh bugil keponakan istriku lalu ku lumat bibirnya dan dia membalas lumatanku, sambil menuntun penisku masuk kelubang kenikmatan keponakan istriku, aku dan Riana saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi. Bibir kami terlepas saat aku mulai menghujam vaginanya lagi, kulumat pentil pink yang mengeras dan kuremas-remas susu besarnya, Riana menggelinjang dan mendesah liar merasakan penisku yang menghujam vaginanya hingga sampai perutnya,

"ahh..........mas..........ohh........."
"shhh..........bangs*t.........kamu........"
"ohh.......kont"l..........shhh........."
"hmmm..........nikmat........ahhh........."

rancau keponakan istriku. 30 menit sudah aku menghujam vagina dan dubur Riana membuatnya orgasme berkali-kali. Aku mulai merasakan orgasmeku hampir sampai, ku tekan kuat penisku dalam-dalam dan Croot.........Crooott........Crrooott......... spermaku tumpah berkali-kali menyemprot lubang rahim Riana, tubuh Riana mengejang hebat dan seperti kesurupan sampai bola matanya yang terlihat hanya warna putihnya saja saat dia ikut orgasme bersamaku. Mungkin karena penisku yang besar dan panjang masuk ke vaginanya dengan kuat dan amblas semua membuat Riana seperti itu. Tubuhku lemas memeluj Riana dan setelah beberapa saat ku lepas penisku dari vagina Riana. Kulihat cairan kenikmatan kami bercampur jadi satu meleleh keluar karena vagina Riana tidak bisa membendung semuanya. Aku rebah di samping Riana memeluknya sambil sesekali meremas buah dadanya yang besar dan memainkan pentilnya, kepalaku bersandar di dadanya yang kenyal itu,

Riana :"Kamu masih kuat seperti dulu mas,,,!".

Angga :"Kamu juga tetap liar kayak dulu Anna".

Riana :"Sampai saat ini hanya kamu saja mas yang ada di hatiku dan juga hanya kamu saja telah menyentuh tubuhku saat bugil".

Angga :"Maafkan aku Anna, seandainya aku bisa memutar waktu dan mengetahui keberadaanmu sebelum mengenal Aida, aku pasti akan menikahimu".

Riana :"Aku sangat mencintaimu mas Angga".

ku angkat kepalaku dan menatap wajah Riana lalu kami kembali saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi hingga kami mulai ronde kedua kami sebelum kudua adiknya bangun.


   Selama istriku keluar kota, Riana menggantikannya, hidup kami seperti sepasang suami istri yang memiliki dua anak yaitu kedua adiknya Riana. Aku tak menyia-nyiakan waktuku bersama Riana yang singkat sebelum istriku pulang, tiap malam,tiap hari bila ada kesempatan ku hujam vagina dan dubur Riana di manapun aku menginginkanya tanpa sepengetahuan dua adiknya Riana. Tidak hanya di dalam kamar, tapi diruang tamu,ruang keluarga,di kamar mandi, di dapur bahkan di taman belakang rumah pernah jadikan tempat untuk menghujam vagina dan duburnya tidak seperti istriku yang mau melakukannya di atas ranjang saja. Pernah juga ku hujam vagina dan dubur Riana saat sedang berenang di kolam renang yang ada di belakang rumahku saat kedua adiknya juga ikut berenang tapi syukurlah mereka tidak tahu dan curiga saat itu. Setelah tiga hari istriku pulang dan Riana serta kedua adiknya pun pulang, saat mengantar Riana dan adiknya pulang aku di beri hadiah untuk menghujam vagina dan duburnya sambil berdiri di sebelah mobil di pinggir jalan yang sepi saat kedua adiknya tertidur pulas di dalam mobil. Sejak itu aku diam-diam sering janjian bertemu dengan Riana untuk mengulang kisah cinta kami 5 tahun yang lalu dan meraih puncak kenikmatan bersama Riana yang tidak bisa kurasakan bersama istriku.

Tidak ada komentar: