Kedua adikku menjadi pemuas birahiku


Kedua adikku jadi pemuas birahiku

loading...


  Tubuhku terkulai lemas setelah menerima hujaman penis dua adikku yang gagah dan perkasa, hampir setiap hari mereka menghujam vagina dan duburku bergantian dan kadang-kadang kami melakukannya bertiga. Sungguh aku tak menyangka bila kedua adikku menjadi pemuas birahiku dan entah kenapa aku begitu bahagia saat kedua adikku menelanjangiku, menggerayangi tubuhku dan memuaskan aku. Namaku adalah Kumala dan usiaku 22 tahun, aku seorang janda, aku bercerai dengan suamiku karena dia pria bajingan, selama 1 tahun menjadi istrinya aku sering di suruh tidur dan melayani teman-temannya dan kadang aku harus melayani 3 sampai 4 orang sekaligus. Semua itu terjadi saat usia perkawainku baru menginjak usia 9 bulan dan itu artinya selama 3 bulan aku jadi pemuas birahi suamiku sendiri dan teman-temannya. Setelah bercerai aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan juga kedua adikku, adikku yang pertama namanya Ferdi dan usianya 20 tahun sedang adikku yang kedua bernama Heri dan usianya 19 tahun. Ayahku seorang kepala manajer di sebuah perusahaan swasta di kota dan ibuku adalah sekertarisnya, jadi setiap hari mereka selalu pulang dan pergi bersama-sama. Kedua adikku sedang kuliah di universitas ternama di kota kami dan inilah ceritaku saat kedua adikku jadi pemuas birahiku.

Kedua adikki jadi pemuas birahiku

   Pagi itu suasana rumah begitu sepi karena kedua orang tuaku ke kantor dan kedua adikku sedang kuliah, setelah membereskan rumah aku duduk sendirian di ruang keluarga sambil menyalakan TV, tapi entah kenapa fikiranku tidak terfokus pada TV justru malah melamun dengan nasibku yang telah menjadi janda selama 4 bulan, dalam lamunanku aku teringat saat-saat suamiku memaksaku melayani teman-temannya, makin lama aku melamun fikiranku mulai terbayang saat dua teman suamiku sedang menyetubuhiku, birahi bangkit ketika membayangkan tubuh bugilku sedang di permainkan mereka, saat vaginaku dan duburku di hujami penis mereka yang besar dan panjang hingga tak terasa aku membuka kancing bajuku sendiri, menaikkan BH ku hingga buah dadaku yang berukuran C-cup menggantung bebas dan kuremas-remas sendiri, CD juga ikut lepas dan rok panjang yang ku pakai telah tersingkap saat kedua kakiku mengangkang, ku belai vaginaku yang gersang dan ku colok dengan jariku, tubuhku menggeliat merasakan jariku sendiri bermain di lubang vaginaku hingga kurasakan diriku akan segera mencapai klimaks, aku mempercepat jariku yang mencolok-colok vaginaku dan tiba-tiba ada suara motor dari depan rumah. Aku bergegas merapikan pakaianku dan berpura-pura tidak ada apa-apa saat kedua adikkh pulang kuliah,

Heri :"Siang mbak,,,! Kami pulang,,,!".

terdengar mereka memanggilku,kulihat mereka berjalan menuju tempat dudukku,

Kumala :"Tumben sudah pulang?".

Ferdi :"Jadwal sudah habis jadi ya mending pulang ajalah mbak, lagian aku juga ngantuk gara-gara nonton bola semalam".

Heri :"Ini punya siapa mbak?".

aku kaget bukan kepalang dan langsung ku sabet CD warna hijau yang di pegang Heri, aku malu dan bingung harus berkata apa saat mereka melihat CD-ku tergeletak di atas meja dan baru saja di pegang Heri.

Kumala :"Bukan apa-apa, cepat ganti baju sana!".

walau mereka heran tapi mereka pun pergi ke kamar yang ada di lantai dua. Mereka memang tidak pernah membantah kata-kataku.

Kedua adikku jadi pemuas birahiku

   Pukul 11 siang acara TV yang ku tonton telah selesai dan aku pun hendak ke kamarku yang ada di lantai dua, saat aku sampai di atas kulihat salah satu adikku sedang duduk di kursi dan alangkah kagetnya aku saat melihat dia sedang mengocok penisnya sendiri sambil melihat HP yang di pegangnya dengan tangan lainnya. Terlihat jelas di depan mataku ternyata itu adalah Heri, aku tidak menyangka penisnya besar dan panjang, tangan Heri terlihat tidak bisa menggenggam seluruh batang penisnya sendiri. Entah kenapa libidoku kembali muncul tiba-tiba melihat penis adikku yang besar dan panjang itu, jiwaku mabuk melihat rudal adikku, penis yang tadi kubayangkan, birahiku yang tadi belum tuntas di tambah lagi sudah 4 bulan ini vagina dan duburku tidak pernah lagi di hujam penis seperti milik adikku membuatku terlena, sambil meraba-raba vaginaku sendiri aku berjalan mendekati Heri, seperti harimau yang mengejar mangsanya aku merangkak di antara dua pahanya dan setelah dekat aku langsung melumat kepala penis adikku. Heri sempat kaget dan terdiam dengan keberadaanku yang sudah memegang penisnya dan melumatnya, namun akhirnya Heri mulai memegang kepalaku sambil mendesah,

"ahh.........hmmm.......ohh.........."
"shhh.........terus.......mbak.........."
"ohh.........pintar.........kamu......."
"hmmm........enak.......ahhh.........."

rancau Heri. Aku yang sudah lama tidak menikmati penis lelaki dengan buas kulumat dan kuhisap penis adikku, hingga tanpa ku sadari ternyata Ferdi sudah berdiri di dekatku melihat aku mengoral penis Heri, aku benar-benar sudah gila melakukan itu pada adikku dan juga di depan adikku, bahkan aku tidak menolak saat Ferdi menaikkan rokku dan meraba pantatku menuju pangkal pahaku,

Ferdi :"Ternyata tadi itu CD kakak ya?".

Kumala :"Iya Fer,,,! Slurp..... Aku sange banget Slurrppp......."

Ferdi :"Kakak cantik sekali bila sange".

Heri :"Iya....mbak...ohh.....cantik sekali.....ahh....."

Ferdi :"Ternyata memek mbak Mala tembem dan nggak ada jembutnya".

ku rasakan ada yang meraba bibir vaginaku dan sesekali memainkan itilku, aku merasakan sentuhan yang ku rindukan selama ini. Heri hanya menggelinjang sambil memegang kepalaku merasakan penisnya ku oral,

Ferdi :"Nungging lebih tinggi kak! Biar lebih enak".

aku tidak peduli lagi siapa mereka, yang ku inginkan saat ini hanyah menuntaskan dan memuaskan birahi yang tadi tertunda. Ku naikkan pantatku dan tiba-tiba kurasakan lumatan dan hisapan di bibir vaginaku, sambil mengocok penis Heri aku mekihat kebelakang, kulihat Ferdi begitu buas menyantap vaginaku. Aku sangat menikmati Ferdi adik pertamaku mempermainkan selangkanganku membuatku makin hanyut dan buas melumat penis Heri adik keduaku,

"ahh.......slurrpp.......ohh......."
"slurrpp........terus........Fer........"
"ohh......slurrpp.........hmmm........"
"shhh........enak........slurrpp........"

desahku sambil sesekali melumat penis adik keduaku. Kurasaka jari Ferdi memasuki lubang sensitifku dan bergerak-gerak di sana. Ooohh,,,,,,,,! rasanya begitu nikmat saat vaginaku di kobel adik pertamaku, tidak lama Ferdi menghentikan jarinya,

Ferdi :"Kakak mau yang lebih nikmat?".

aku hanya menoleh dan tidak menjawab Ferdi, kulihat penis adik pertamaku yang besar dan panjang keluar dari celana, aku tersenyum menatap adik pertamaku sambil mengangguk, aku kembali melumat penis Heri dan menjilati batangnya seperti sedang menyantap ES KIKO, kurasakan ada benda tumpul yang hangat mencoba menerobos lubang vaginaku dan aku yakin itu adalah penis adikku yang besar dan panjang tadi, rasanya begitu nikmat saat penis Ferdi bergerak keluar masuk di lubang vaginaku hingga membuatku tak bisa bertahan lama, kurasakan sebuah dorongan besar menerobos pertahananku membuat tubuhku terasa kaku, tanganku menggenggam erat penis Heri dan sofa tempat duduknya, tubuhku mengejang hebat dan terasa melayang di awan. Aku telah orgasme karena di setubuhi adikku sendiri, tubuhku mulai lemas akibat orgasme hebat yang baru saja kulewati, kepalaku rebah di pangkuan Heri dan penisnya tepat di depan mataku,

Heri :"Kak Ferdi,,,! Aku juga mau dong ngentotin memek mbak Mala!".

Ferdi :"Kamu pengen juga ya!haha...!".

Heri :"Masak kak Ferdi aja yang enak!?".

Ferdi :"Baiklah,,,,!".

terdengar kedua adikku saling bicara, Ferdi memelukku dari belakang lalu mengangkatku kepangkuan Heri, kulihat Heri membuka kakiku agar berada di antara dua kakinya lalu mengarahkan penisnya masuk kelubang vaginaku yang basah oleh cairan kenikmatanku,

Heri :"Memek mbak Mala hangat sekali".

Ferdi :"Tentulah,,,! Kakak siapa dulu,,!".

tangan Heri memegang pantatku dan meremasnya lalu mengangkat dan menurunkan tubuhku yang masih lemas,

Ferdi :"Sebentar Her, kita lepasin dulu pakaian mbak Mala!".

kedua adikku tanpa ragu menelanjangiku, sekarang aku telah bugil di depan kedua adikku, aku hanya diam saja sambil mengatur nafasku saat kedua adikku meremas-remas buah dadaku, Heri dengan buas melumat pentil coklatku sampai terasa kaku. Aku mulai berontak saat sebuah benda tumpul yang ku yakin itu penis Ferdi mencoba menusuk lubang anusku tapi apa dayaku Heri memelukku dengan erat dan kini kedua penis adikku telah singgah di dalam tubuhku yang paling dalam, tubuhku mulai tersentak-sentak saat Ferdi mulai menghujam duburku dan penis Heri menghujam vaginaku,

"ahh.......pelan......Fer........."
"shhh........kont*lmu........besar........"
"ohh......panjang........adikku......"
"hmmm.........ahh.......shhh.........."

meraka tidak menghiraukanku dan terus menghujam vagina dan duburku, rangsangan dari Heri yang meremas-remas buah dadaku dan melumat pentilku membuat birahiku bangkit lagi, aku pun mulai menggoyang pantatku mengimbangi permainan kedua adikku yang sedang menyetubuhiku. 
"ahh.......terus.....mbak......"
"shhh.......goyang........enak......."
"ohh.......mbak......Mala......."
"hmmm........hebat.......ahhh........"

terdengar kedua adikku merancau, entah kenapa aku mengikuti apa yang mereka katakan, aku menggoyang pantatku menikmati dua penis adikku keluar masuk di vagina dan duburku. Sekitar 5 menit lebih aku bergoyang bersama kedua adikku, kurasa penis Ferdi terlepas dari duburku,

Ferdi :"Kita berdiri saja mbak, biar lebih enak".

bagai sapi yang di cocok hidungnya aku menuruti Ferdi. Aku bangun dan merangkul tubuh Ferdi yang telah bugil dan kekar, kulumat bibir Ferdi dan dia membalas lumatan bibirku, kami pun saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi. Ferdi menggendongku seperti anak kecil dengan menggunakan lengannya untuk menopang kedua pahaku, dia mencoba mengarahkan penisnya masuk ke lubang vaginaku tapi selalu gagal dan setelah ku bantu akhirnya masuk juga, tidak lama Heri memelukku dari belakang sambil mengarahkan penisnya ke lubang anusku hingga masuk lalu kembali vagina dan duburku di hujam kedua adikku sambil berdiri, tubuhku menggellinjang merasakan dua penis adikku kembali menghujam lubang di selangkanganku. Sekitar 15 menit mereka menyetubuhiku sambil berdiri, kembali kurasakan dorongan besar hampir menerobos pertahananku, ku peluk erat tubuh Ferdi dan tubuh kami mengejang bersama hingga Croot........Crroott........Crrooott........ kurasakan sperma kedua adikku menyemprot vagina dan duburku berkali-kali dan aku juga ikut orgasme lagi bersama mereka. Setelah selesai orgasme kurasakan penis Heri di lepas dari duburku dan kurasakan cairan hangat mengalir keluar dari duburku, sedang Ferdi membawaku ke sofa panjang dan membarinkanku disana lalu melepas penisnya, kembali kerasakan cairan hangat mengalir keluar dari vaginaku. Ferdi rebah memelukku sedang Heri duduk di lantai di dekatku,

Ferdi :"Makasih mbak Mala, tadi nikmat sekali".

Heri :"Iya mbak, kapan-kapan kita lakukan lagi ya?".

aku hanya tersenyum memandang kedua adikku yang perkasa lalu mencium pipi mereka,

Kumala :"Sama-sama adikku, aku juga puas dan nikmat tadi, lain kali kita akan lakukan lagi tapi jangan bilang ayah dan ibu ya,,,,!?".

Heri :"Iya mbak, aku nggak akan bilang siapa-siapa".

aku kembali mencium pipi kedua adikku dan di balas dengan lumatan bibir dan permainan lidah mereka bergantian sambil menggerayangi tubuh bugilku lagi, gairah kami kembali membara dan kami pun kembali meraih puncak kenikmatan bersama-sama lagi untuk kedua kalinya hingga akhirnya kami lelah dan tidur bersama di ruang itu.
  Aku bangun saat mendengar handphone adikku berbunyi, kulihat sekeliling dan ku dapati kedua adikku masih pulas tertidur, ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 15:45 dan itu artinya 15 menit lagi ayah dan ibu akan pulang. Aku segera membangunkan Ferdi dan Heri untuk membantuku merapikan tempat persetubuhan kami dan setelah selesai kami pun masuk kamar masing-masing untuk mandi. Saat ayah dan ibu pulang aku dan kedua adikku berperilaku seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa hari ini, ayah dan ibu pun tidak curiga pada kami.


  Sejak itu hari-hari ku lewati dengan penuh kebahagiaan karena kedua adikku selalu siap untuk memuaskan birahiku. Bila ayah dan ibu pergi kerja aku sering menelanjangi kedua adikku dan begitu pula sebaliknya, kami selalu mengejar puncak kenikmatan bersama di manapun di dalam rumah kami walau kadang-kadang bila salah satu adikku sedang sibuk aku akan bersetubuh dengan adikku yang satunya. Permainan liar yang kami lakukan tidak pernah di ketahui siapa pun termasuk kedua orang tua kami, bahkan sampai sekarang aku dan kedua adikkj masih melalukannya walau sudah jarang karena kini aku telah menikah lagi dan kedua adikku juga telah memiliki istri dan anak.

Tidak ada komentar: