Lusiana Bidadari di Atas ranjangku


Tak pernah terbesit dalam fikiranku sebelumnya untuk menjadikan Lusiana bidadari di atas ranjangku, karena dia adalah adik kandungku sendiri. Setiap hari aku dan Lusiana hidup tanpa ada orang tua yang memperhatikan kami karena mereka selalu di sibukkan dengan segudang pekerjaan setiap hari, aku tahu mereka bekerja keras agar aku dan Lusiana bisa hidup tanpa kekurangan apapun, jadi sejak kecil  aku yang mengasuh Lusiana saat orang tua kami kerja. Aku dan Lusiana berbeda umur 5 tahun walau begitu aku sangat menyayangi Lusiana sejak kecil sampai sekarang, di mana ada aku di situ juga pasti ada Lusiana, aku tak pernah peduli pada teman-teman yang selalu mengejekku karena selalu bersama adik kandungku sendiri setiap bermain, namun saat usiaku 18 tahun dan Lusiana 13 tahun ada perasaan berbeda setiap kali tidur dengannya.


loading...


 Sejak kecil Lusiana sesalu tidur denganku bila orang tua kami tidak pulang. Bila memeluknya aku sering merasakan buah dada adik kandungku yang mulai tumbuh, di tambah lagi jika sifat manjanya padaku kambuh dia tidak mau sedikit pun jauh dariku bahkan mandi pun aku harus ikut bersamanya ke kamar mandi dan menungguinya sambil melihat dia telanjang saat mandi, aku tidak pernah menyalahkan sifat polos adikku yang belum tahu tentang nafsu dan birahi, kadang aku juga meminta Lusiana untuk mengocok penisku bila tegang saat melihatnya bugil dan ku siramkan spermaku di wajahnya bila aku orgasme, aku hanya berani melakukan itu karena aku masih berfikir normal dan tahu kalau Lusiana adik kandungku.


  Pagi itu saat di sekolah, salah satu temanku mengajakku nonton koleksi film bokep di HP-nya, banyak sekali film bokepnya sampai 1 jam istirahat tidak cukup untuk menonton koleksinya. Saat pulang sekolah, di rumah pintu sudah tidak terkunci walau tertutup, aku masuk dan melihat Lusiana sedang tidur di sofa, sepertinya di sekolah Lusiana tadi dia habis ada kegiatan yang melelahkan sampai Lusiana capek dan tidur di sofa sebelum ganti pakaian, penisku mulai tegang melihat rok birunya tersingkap hingga CD-nya terlihat, selain itu kancing bajunya juga terbuka semua, kulihat lingkaran berwarna pink di dadanya dari singlet tipis yang di pakainya, rasanya celanaku makin sesak saat teringat film yang ku tonton tadi, aku teringat saat seorang lelaki sedang ngentot dengan seorang gadis kecil seusia Lusiana, fikiranku mulai tergoda tubuh adikku, aku menutup pintu dan duduk di dekat Lusiana sambil meraba pahanya, kulihat Lusiana terbangun,

Lusiana :"Kak Andi sudah pulang?".

Andi :"Iya Lus, kamu kok tidur di sini?".

Lusiana :"Aku capek banget kak. Kak Andi jangan di raba donk tapi di pijat".

Andi :"Baiklah, biar kakak pijat".

Melihat reaksi Lusiana yang cuek dan malah ingin kupijat pahanya, aku pun mulai memijat lembut paha putih dan mulus adikku, Lusiana kembali memejamkan mata dan membiarkan aku memijat pahanya, makin lama pijatanku mulai mendekati pangkal pahanya yang nyembul di balik CD-nya, sesekali aku meraba CD Lusiana yang nyembul dan tidak ada reaksi darinya, sambil memijat aku mulai berani meraba garis lurus yang membekas di CD membuat Lusiana membuka pahanya, nafasnya mulai terengah-engah,

Lusiana :"Kak.....geli memekku....! Enak....kak.....hmmm....".

Andi :"Kamu suka Lus memekmu di raba kakak?".

Lusiana :"Iya kak......shhh.....".

Andi :"Biar di kakak lepas ya CD kamu?".

Lusiana :"Iya kak".

Adikku yang masih polos menuruti apa yang ku katakan, ku tarik CD Lusiana dan kuletakkan di meja lalu ku buka lagi kedua kakinya, sedang Lusiana masih tetap berbaring sambil memejamkan mata, kulihat bibir vagina merah merona dan lubang kecil di pangkal paha adik kandungku, aku kembali memijat paha Lusiana dengan tangan kiriku sedang tangan kananku membelai vagina adikku dan memainkan itilnya, terlihat adikku menahan sensasi geli bercampur nikmat sampai menggigit bibir bawahnya,

Lusiana :"Sudah dulu kak. Lusi pengen pipis".

Andi :"Tahan dulu Lus".

Tubuhnya menggeliat menahan jariku yang menerobos lubang vaginanya, baru beberapa kali ku colok lubang vaginanya, tubuh Lusiana mengejang hebat, dinding vaginanya memijat kuat jariku dan cairan kenikmatannya keluar deras dan muncrat berkali-kali membasahi sofa. Setelah tubuh Lusiana lemas kulihat wajahnya memerah dan bibirnya tersenyum manis dan teelihat puas,

Andi :"Gimana rasanya Lus?".

Lusiana :"Enak banget kak".

Andi :"Kakak lepasin pakaian kamu ya Lus, terus kakak bopong kamu ke kamar dan kakak bikin kamu ngerasain yang lebih enak dari tadi?".

Terlihat Lusiana begitu senang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, dia mengangguk sambil tersipu malu menjawabku. Melihat kode persetujuan Lusiana, aku mulai melepas pakaiannya satu persatu hingga bugil, indah sekali buah dada adikku yang baru tumbuh terlihat kencang menantangku. Sebelum membopong Lusiana, aku mengeluarkan penisku yang tegang sejak tadi dan Luasiana menutup matanya waktu melihat penisku,

Lusiana :"Masukkin dong kak, aku kan malu lihatnya".

Andi :"Kama nggak usah malu Lus, kan kamu juga pernah mainin kontolku saat di kamar mandi".

Sambil bicara aku membopong tubuh bugil adikku menuju kamarnya, aku sengaja mengeluarkan penisku agar bisa menyentuh dan bergesekan dengan pantat Lusiana. Beberapa kali Lusiana memegang penisku yang menyentuh pantatnya dan sesampainya di kamar adikku, aku membaringkannya di ranjang lalu aku melepas pakaianku hingga ikut bugil, aku duduk di samping Lusiana dan ku tuntun tangannya agar memegang dan mengocok penisku, dia pun memegang penisku yang tak muat di genggamannya,

Andi :"Mainin kontolku ya Lus, biar kita sama-sama enak!?".

Dia tidak menjawabku tapi tangannya mulai mengocok penisku yang tegang seperti saat berada di kamar mandi. Aku kembali mencolok-colok vagina adikku sambil kulumat pentilnya yang baru tumbuh membuatnya menggelinjang dan mendesah,

"ahh........kak........ohh........"
"shhh........geli........kak........."
"ohh.......sakit.......terus......."
"hmmm........enak........ahhh......."

Dia melepas penisku dan merangkulku, aku pun berbaring di sampingnya sambil terus memancing birahi Lusiana, ku angkat satu kakinya ke pinggulku dan ku gesek-gesek penisku di vaginanya yang merah merona dari samping mencari celah lubang kecing di vagina adikku sambil kuciumi pipi dan lehernya. Lusiana menggeliat saat ku tekan penisku berkali-kali mencoba menerobos lubang vaginanya namun tak pernah berhasil, ku peluk Lusiana sambil kuremas-remas buah dada mungilnya yang kenyal,

Andi :"Masukin kontolku di memek kamu Lus, biar makin enak".

Lusiana :"Iya kak,,,".

Dengan bantuan Lusi, kepala penisku bisa masuk ke lubang vaginanya, ku pegang pundak Lusiana yang berbaring terlentang dengan satu kaki di pinggulku,

Andi :"Tahan ya Lus, setelah ini kamu pasti ingin kontol kakak jalan-jalan terus di memekmu".

Lusiana :"Iya kak,,".

Aku mulai menekan penisku agar masuk kelubang vagina adikku, dia ingin menggeliat namun tertahan tubuh dan tanganku yang mendekapnya, dia hanya menjerit tertahan saat separuh penisku menerobos lubang vaginanya yang sempit, dengan perlahan aku mulai memompa vagina Lusiana yang terasa sempit, hangat dan nikmat, belum sampai 5 menit tubuh Lusiana kembali mengejang dan orgasme kedua kalinya, aku menghentikan penisku di dalam vaginanya agar dia menikmati orgasmenya. Kini penisku telah basah oleh cairan kenikmatan adikku dan setelah Lusiana selesai orgasme aku kembali memompa vaginanya, kali ini lebih cepat membuat adikku menggeliat dan mendesah tak karuan,

"ahh.........kak.......ohh........"
"shhh.........geli.........sakit......."
"ohh.......kontol........memek........"
"hmmm......kak.......ahhh.........."

rancau Lusiana, tangannya mencengkram bantal dengan kuat dan punggungku, dia menjerit saat ku tekan penisku lebih kuat hingga semua batang penisku masuk di lubang vaginanya, terlihat airmatanya berlinang menahan perih karena selaput daranya robek oleh penisku,
Aku terus memompa vaginanya perlahan dan terus menggerayangi tubuhnya agar birahi Lusiana tidak padam oleh rasa sakit. Adikku mulai ikut menggoyang pantatnya dan mulai menikmati penisku keluar masuk di lubang vaginanya, terlihat darah segar keperawanan adikku membasahi penisku yang membuatku makin semangat menyetubuhi adik kandungku sendiri, ku ciumi leher dan pipi adikku lalu melumat bibirnya, walau terasa kaku Lusiana membalas lumatan bibirku, ku mainkan lidahku di mulut adikku sambil terus ku pompa vaginanya lebih cepat, kembali tubuhnya mengejang dan orgasme dalam pelukanku, selesai Lusiana orgasme aku berpindah posisi dengan duduk di antara dua pahanya lalu kembali kupompa vaginanya lebih cepat,

"ahh........Lusi.........sayang........."
"shhh........memek.......kamu........."
"ohh......sempit........adikku........"
"hmmm.........enak........ahhh........."

desahku memuji adikku yang sedang ku entot. Lusiana menggelinjang dan juga mendesah lebih keras karena penisku makin dalam dan cepat menghujam vaginanya, aku tidak tahan lagi merasakan pijatan nikmat dinding vagina adik kandungku dan juga hisapan lembutnya, ku tarik penisku dari vaginanya dan ku kocok di atas perutnya hingga Croot........Croott........Crrooott......... spermaku menyemprot tubuh bugil dan wajah Lusiana yang cantik berkali-kali, aku telah orgasme karena ngentot dengan adik kandungku sendiri, tubuhku mulai lemas dan rebah di sebelah Lusiana sambil meratakan spermaku di tubuh dan wajahnya,

Andi :"Kamu suka Lus dengan permainan kakak?".

Lusiana :"Iya kak, aku suka tapi memek sama perutku sekarang jadi sakit".

Andi :"Tidak apa-apa Lus, itu karena kita baru melakukannya sekali, nanti kalau sudah terbiasa pasti nikmat".

Lusiana :"Kita istirahat dulu ya kak, nanti kita main lagi. Aku capek".

Andi :"Iya Lus, sekarang kamu tidur dulu, kakak mau ambil pakaian kamu tadi".

Adikku hanya tersenyum lalu memejamkan mata lalu aku keluar dari kamarnya dengan membawa seragamku lalu ku lempar ke kamarku.


 Aku berjalan menuju dapur untuk makan siang, setelah itu keruang tamu dengan keadaan telanjang bulat mengambil seragam dan juga tas sekolahnya lalu ku bawa ke kamarnya, aku kembali ke kamar Lusiana membawa seragamnya, ku lihat dia tertidur pulas, aku duduk di dekatnya sambil melihat tubuh bugil adikku,

Andi :"Makasih adikku yang cantik, kamu sudah bikin kakak puas hari ini".

Aku mencium kening dan bibirnya lalu rebah dan tidur di sampingnya.

Tidak ada komentar: