loading...
Setelah semua persiapanku telah masuk kedalam tas ransel, aku pun menuju pintu dan membawa tas ranselku untuk ku letakkan di teras sambil menunggu Rizal datang, Rizal adalah teman baikku, kami satu kelas di SMA, dia ngekost di rumahku, karena itulah kami akrab dan berteman baik karena kami juga seumuran. Sepertinya sih Rizal anak orang kaya, buktinya saat ngekost di rumahku dia nggak pernah telat bayar kost dan juga mengendarai motor CBR yang keren punya, Rizal sebenarnya dari Bandung, dia ngekost di rumahku karena sekolah di sini, saat ku tanya dulu sih alasannya dia ingin mencari suasana yang berbeda dan juga ingin sekolah di ibu kota. Setelah 5 menit aku menunggu akhirnya Rizal pun keluar juga dari kamarnya dan menghampiriku dengan motornya,
Rizal :"Sudah siap Win?".
Erwin :"Tentu, kau ada yang ketinggalan tidak?".
Rizal :"nggak ada, kalau kau?".
Erwin :"Aku juga tidak".
Rizal:"Kalau begitu ayo berangkat, biar kita nggak kemalaman di jalan".
Erwin :"Oke,,,,!".
aku pun menggendong ranselku dan duduk di belakang Rizal menuju rumahnya. Kami akan pergi kerumah Rizal untuk liburan sekolah, kata Rizal di daerahnya memiliki pemandangan yang indah dan juga udara yang sejuk. Kami berangkat menuju Bandung selama 6 jam karena jalan yang macet, maklum musim liburan banyak yang pada liburan. Pukul 7 malam kami sampai di rumah Rizal, ternyata benar dugaanku selama ini, Rizal memang anak orang kaya, rumahnya bahkan lebih besar dari rumahku yang memiliki 20 kamar kost. Kami di sambut hangat oleh orang tua Rizal, ayah Rizal bernama om Darman dan ibunya bernama bu Sulis, aku melihat ada yang ganjal pada ibu Rizal karena usianya terlihat masih muda. Setelah turun dari motor kami langsung menuju kamar Rizal tapi ternyata aku sudah di siapin kamar sendiri. Kamarnya besar dan juga ada kamar mandi di dalamnya. Setelah mandi Bu Sulis memanggil kami untuk makan malam bersama dan setelah itu kami kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat karena lelah menpuh perjalan yang lama dan panjang.
Pagi hari aku cepat-cepat bangun karena tidak sabar ingin berkeling melihat pemandangan di daerah itu. Setelah mandi aku keluar kamar dan ku lihat rumah masih sepi, aku yang tidur di lantai dua pun turun ke lantai satu, disana aku di sambut Bu Sulis,
Bu Sulis :"Sudah bangun Erwin?".
Erwin :"Iya tante, Rizal sudah bangun?".
Bu Sulis :"Belum,,,! Jangan panggil tante, panggil saja bu seperti Rizal".
Erwin :"Baik tante,,,! Ehh.....bu".
perasaanku mulai tidak enak melihat bu Sulis yang hanya memakai kimono, sepertinya dia habis mandi. Rasanya ada yang bergerak di dalam celanaku saat melihat bu Sulis berjalan mendekatiku sambil membawakan kopi untukku, ku lihat kimononya tersibak, walau tidak lebar tapi terlihat paha putih dan mulus bu Sulis, semakin dekat dia denganku aku bisa melihat pangkal pahanya, aku tidak yakin apakah bu Sulis memakai CD atau tidak karena terlihat warnanya sama dengan kulit paha namun ada bulu hitamnya. Saat menyuguhksn kopi kulihat dagian atas terbuka saat membungkuk, terdapat dua gunung besar yang terlihat indah dan kencang, di bagian ujungnya nampak putingnya yang mungil berwarna pink, bu Sulis tidak pakai BH,
Bu Leha :"Ini minum dulu kopinya, mumpung masih hangat!".
Erwin :"Makasih bu".
aku ingin sekali bertanya tentang usia bu Sulis tapi tidak berani. Aku hanya heran saja bu Sulis terlihat masih muda, kalau pendapatku usianya sekitar 25 tahunan, tapi jika usianya segitu sejak kapan dia menikah dengan pak Darman hingga anaknya sudah berusia 18 tahun, sama dengan usiaku,selain itu usia pak Darman hampir kepala 5 , fikiranku melayang jauh bila memikirkanya.
Bu Leha :"Aku masuk dulu ya! Mau ganti pakaian dulu".
Erwin :"Iya bu,,!".
dia pun melenggang masuk kekamarnya. Setelah Rizal bangun kami pun jalan-jalan melihat pemandangan di daerah sekitar, ternyata benar, udara di tempat tinggal Rizal masih segar dan belum banyak polusi seperti di kotaku.
Malam hari kulihat pak Darman dan istrinya duduk di sofa menonton acara TV, aku menghampiri mereka dan mengobrol tapi baru sebentar Rizal mengajakku jalan lagi. Pak Darman menghentikan Rizal dan memintanya untuk duduk, kulihat wajah Rizal seperti tidak suka duduk bersama kedua orang tuanya, setelah aku duduk lagi dan Rizal juga duduk, pak Darman pun mulai bicara,
Pak Darman :"Rizal,,, besok bapak harus pergi ke surabaya selama satu minggu, jadi bapak minta kamu dan Erwin jaga ibu ya?".
Rizal :"Baiklah".
terdengar suaranya seperti seseorang yang tidak suka di di bilangin,
Pak Darman :"Erwin,,, tolong jaga istriku ya selama aku pergi?".
Erwin :"Iya pak".
setelah selesai aku dan Rizal pun berangkat jalan-jalan lagi hingga larut malam baru kami pulang. Aku agak heran dengan tingkah Rizal saat di rumah, sepertinya Rizal tidak suka berada di rumah.
Pagi hari aku bersama Rizal dan ibunya mengantar pak Darman ke bandara namun saat pulang Rizal memintaku mengantar ibunya dan dia pergi entah kemana. Sesampainya di rumah aku duduk di depan TV sambil menunggu Rizal pulang, aku melamun sendiri memikirkan suasana rumah Rizal yang membuatku tidak nyaman dan merasa seolah-olah aku menjadi gangguan. Dalam lamunanku, aku di kagetkan kedatangan bu Sulis yang membawa nimuman dan cemilan,
Bu Sulis :"Ini Win, di minum dulu sama cemilannya di makan ya".
Erwin :"Makasih bu. Bolehkah saya bertanya bu?".
Bu Sulis :"Tanya apa win?".
Erwin :"Apakah saya mengganggu di rumah ini?".
Bu Sulis :"Enggak Win, justru saya senang ada teman Rizal yang datang".
Erwin :"Tapi,,,,,,,!".
Bu Sulis :"Tapi kenapa?".
Erwin :"Nggak apa-apa bu".
aku tidak melanjutkannya takut bu Sulis marah, lagian aku senang dia menemaniku karena pakaiannya sangat seksi dan mengundang birahi. Dengan baju putih berkerah lebar membuat buah dadanya menyembul keluar sebagian di hiasi warna hitam BH yang samar di balik bajunya, celana ketat yang di pakainya tak mampu menyembunyikan bentuk vaginanya yang tembem. Tidak lama kami terdiam akhirnya bu Sulis menjelaskan kenapa Rizal tidak betah di rumah, dan ternyata alasannya adalah karena bu Sulis, bu Sulis adalah ibu tiri Rizal, dia menikah dengan pak Darman 2 tahun yang lalu karena bu Sulis hamil dan ternyata yang menghamili bu Sulis adalah Rizal dan teman-temannya. Rizal saat itu berusia 15 tahun, karena dia anak orang kaya di daerah sini banyak teman-teman Rizal usianya di atas usia Rizal. Waktu itu bu Sulis pulang kerja dan di tengah perjalanan pulang bu Sulis di perkosa Rizal dan teman-temannya yang berandalan, namun ayahnya Rizal tidak mengetahui soal itu semua. Setelah menikah ternyata dia keguguran dan sampai sekarang belum hamil lagi. Mungkin karena malu orang yang pernah di perkosanya ternyata menjadi ibu tirinya, aku tidak habis fikir ternyata Rizal senakal itu, bahkan kata bu Sulis, Rizal sudah berkali-kali meniduri anak orang hingga hamil. Sekarang aku mengerti kenapa Rizal tidak betah di rumah dan juga penisku sudah mulai bangun melihat kemolekkan tubuh montok bu Sulis.
Terdengar HP-ku berbunyi dan kulihat ada pesan masuk, ternyata dari Rizal yang mengatakan kalau dia sedang bersama teman-temannya dan mungkin akan pulang malam, dia juga bilang bila aku ingin jalan-jalan di suruh pakai motornya saja yang di tinggal di rumah tadi. Setelah selesai membalas pesan dari Rizal bu Sulis bertanya padaku,
Bu Sulis :"Dari siapa Win?".
Erwin :"Dari Rizal bu, katanya dia akan pulang malam".
Bu Sulis :"Maaf ya! Kamu sampai di tinggal sendiri di rumah sama Rizal".
Erwin :"Nggak apa-apa bu, itung-itung mengukiti kata pak Darman semalam".
Bu Sulis :"Ya sudah, ibu tinggal dulu atau mau ikut?".
Erwin :"Ikut kemana bu?".
Bu Sulis :"Berenang di kolam".
Erwin :"Boleh tuh, lagian agak panas juga hari ini".
Bu Sulis :"Duluan sana! Ibu mau ganti baju dulu".
aku pun berjalan menuju belakang rumah, ternyata memang ada kolam renang di rumah Rizal, aku duduk santai sambil menunggu bu Sulis datang karena ingin tahu dia pakai baju renang atau tidak. Ku lihat bu Sulis berjalan mendekatiku dengan memakai handuk kimono, lalu duduk di sebelahku. Kulihat paha putih mulusnya saat handuknya tersingkap waktu duduk,
Bu Sulis :"Kok belum berenang?".
Erwin :"Nungguin ibu dulu".
Bu Sulis :"Ya sudah, sekarang kita berenang".
dia bangun dan melepas handuk kimononya, aku terpana melihat tubuh indahnya, kulit putih yang hanya tertutup kain di bagian dada dan pangkal pahanya saja,BH warna biru yang indah menopang susu besarnya di tambah G-string yang juga berwarna biru memperlihatkan bentuk bibir vaginanya, dia pun melenggang menjauhiku dan langsung berenang, penisku mulai langsung tegang melihat bu Sulis meliuk-liuk di dalam air dengan hanya memakai pakaian renang, saat aku hendak menyusulnya, dia berkata padaku,
Bu Sulis :"Lepas baju dan celana kamu Win, biar enteng renangnya!".
tanpa di bilang dua kali aku pun melepas pakaianku dan hanya tersisa celana kolor segitigaku yang tidak muat menutupi penisku yang tegang hingga kepala penis dan sebagian batangnya keluar dari kolorku lalu meloncat ke kolam renang bersama bu Sulis, ternyata tingkat kedalaman kolamnya berbeda, ada yang 1 meter berada di dekat tangga dan yang di ujung dalamnya sampai 2 meter. Aku main kejaran-kejaran di kolam dengan bu Sulis, aku membebaskan fikiranku dan terus mengejar bu Sulis agar bisa menyentuh tubuhnya yang semok. Setelah capek main kejar-kejaran aku berdiri di pinggir kolam bersama bu Sulis sambil minum jus buah yang di buatnya tadi, sedang asik bersandar di pinggir kolam bu Sulis menyelam di dekatku dan sepertinya dia melihat penisku di dalam air, ku rasakan kolorku ditarik turun oleh bu Sulis dan dia keluar lagi dari air, untuk sesaat dia memandangku sambil menarik nafas lalu kembali masuk air, kulihat bu Sulis menatap penisku yang tegang di dalam air lalu memegangnya, setelah mendapatkan penisku dia naik lagi dan membawaku ke kolam yang dalamnya 1 meter, aku hanya mengikutinya karena dia menarik penisku, setelah air kolam hanya sepinggang bu Sulis melepas sampul tali BH yang di pakainya hingga lepas dan jatuh ke air, sekarang buah dadanya tidak tertutup apa pun lagi, terlihat pentilnya yang coklat mengacung menantangku,
Bu Sulis :"Win , kamu mau kan merkosa ibu?".
Aku tidak menjawabnya dan langsung kulumat bibir manisnya,dia membalas lumatanku, kami saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi, tanganku meremas-remas susunya yang besar dan ranum, sesekali ku pelintir pentilnya membuat lumatan bibir kami terlepas, tangannya tak henti mengocok penisku di dalam air dan bibirnya mendesah,
"ahh.........hmmm........ohh........."
"shhh.........ayo.........Win........"
"ohh.........perkosa........aku........"
"hmmm........nikmati.........ahh........"
rancaunya. Tanganku turun melepas tali G-stringnya dan membuangnya ke air lalu ku cari itil bu Sulis dan kumainkan dengan jariku, Sepertinya dia sudah tidak tahan lagi, satu kakinya melingkar di pinggangku dan di arahkanya penisku kelubang vaginanya hingga masuk, terasa penisku hangat di dalam vagina ibu teman baikku dan dia mulai bergoyang. Baru beberapa kali bergoyang tubuhnya mengejang dan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Setelah bu Sulis orgasme ku angkat kedua kakinya ke pundakku dan tubuhnya bersandar di dinding kolam, sambil sesekali berpagutan aku menghujam vagina ibu teman baikku di dalam air. "Pyokk......Pyokk......Pyookk......" suara air saat tubuhku menyatu dengan tubuh ibu teman baikku, wajah bu Sulis terlihat sange, dia begitu senang merasakan hujaman penisku yang memiliki panjang 22 cm dan ukuran lingkar 6 cm. Penisku memang besar dan panjang karena aku menggunakan obat pembesar penis.
"ahh........pintar.......Win......."
"shhh.........terus.........kuat........"
"ohh........hebat.......kamu......."
"hmmm..........enak.......ahhh......."
rancau ibu teman baikku. Tidak lama dia kembali orgasme merasakan penisku menghujam vaginanya. Ku balikkan tubuh bugil ibu teman baikku dan dia tahu maksudku, dia sedikit nungging sambil memegang dinding kolam dan kembali kuhujam vaginanya namu kali ini dari belakang, satu tanganku memegang pundaknya dan tanganku yang lain meremas-remas susu besarnya dengan gemas, pantat bahenol ibu teman baikku bergoyang menikmati penisku yang besar dan panjang keluar masuk di lubang vaginanya. Aku tidak tahu apakah ibu teman baikku sangat sange atau yang lain tapi dia cepat sekali orgasme lagi. Aku teringat tentang ceritanya tadi soal dia yang di perkosa, membuatku berniat menghujam duburnya. Ku bawa bu Sulis ke air yang sedalam 1,5 meter dan ku rapatkan tubuhnya ke dinding kolam lalu kuarahkan penisku ke lubang anusnya, sepertinya bu Sulis tidak suka, dia mencoba berontak namun gagal, tubuhnya menggeliat dan berteriak keras saat penisku berhasil menerobos duburnya, cepat-cepat ku dekap mulut ibu temanku agar tidak berteriak lebih keras, dengan perlahan aku mulai memompa dubur ibu teman baikku, rasanya sempit dan seret sekali lubang anusnya. Setelah kurasa penisku mulai enak memompa dubur bu Sulis, aku mulai menghujamnya lebih cepat, tubuh bu Sulis menggeliat dalam dekapanku, matanya merah dan air matanya berlinang, entah kenapa justru itu membuatku makin liar menghujam dubur ibu teman baikku,
"ahh.......hmmm........ohh......."
"shhh.........sempit........duburmu........"
"ohh........seret........bu........"
"hmmm.........enak........ahhh......."
desahku di dekat telinganya. Satu tanganku masih mendekap mulut bu Sulis dan satu tanganku meraih vaginanya lalu kumainka dengan jariku membuat ibu temanku makin liar menggeliat dan menggoyang pantatnya. 15 menit aku menghujam duburnya dan ku rasa aku akan segera orgasme, kutekan penisku lebih dalam ke dubur ibu teman baikku dan Croot.......Crroott..........Crrooott........ spermaku menyemprot duburnya berkali-kali, dan sepertinya bu Sulis juga kembali orgasme oleh permain jariku. Setelah puas aku melepas penisku dari dubur bu Sulis dan ku angkat dia dari air sambil menyaksikan bibit bayiku berenang di kolam. Kulihat dia menggelinjang di keramik pinggir kolam sambil memegangi pantatnya, "Arggghhh........sakit........" teriak bu Sulis. Aku naik dan membantunya bangun walau agak heran. Setelah sakitnya reda aku membantunya duduk dan mengambilkan minuman untuknya, selesai minum bu Sulis meremas penisku dengan keras hingga aku kesakitan,
Erwin :"Adduhhhh...... Sakit bu...!".
Bu Sulis :"Biar saja".
Setelah dia menghentikan remasannya, sambil mengelus-elus penisku aku bertanya padanya,
Erwin :"kenapa ibu marah, kan ibu pernah di perkosa sebelumnya kan?".
Bu Sulis :"Dasar bodoh kamu,,!".
Akhirnya bu Sulis pun menjelaskan kalau cerita tentang dia yang di perkosa Rizal dan teman-temannya adalah bohong, dia mengarang cerita itu agar aku mau ngentot dengannya karena sejak pertama datang bu Sulis sudah melihat penisku yang besar dan panjang saat aku kencing di semak-semak depan rumah karena tidak tahan lagi setelah naik motor dengan Rizal, selain itu bu Sulis belum pernah sebelumnya di anal suaminya, dan bu Sulis juga cerita kalau ternyata dia itu mudah terangsang dan cepat orgasme. Selesai cerita kami pun kembali bercinta di pinggir kolam sekali lagi sebelum masuk rumah.
Sekitar pukul 7 malam Rizal pulang, saat itu aku sedang duduk di depan TV dan ibunya sedang di dapur, dia menghampiriku dan Rizal mengajakku naik gunung, Rizal memang suka mendaki dan memiliki jiwa petualang.
Rizal :"Sorry ya Win..! Tadi ku tinggal".
Erwin :"Nggak masalah kok".
Bu Sulis datang membawakan minuman untuk kami,
Bu Sulis :"Kamu dari mana aja Win? Masak temannya di tinggal sendirian, untung ibu nggak ikut ayah kamu pergi".
Rizal :"Maaf bu,,,! Oh ya besok teman-teman mau naik gunung selama 4 hari, kita ikut yuk Win?".
Erwin :"Hei,,,! Kamu kan tau sendiri kalau aku nggak suka mendaki".
Rizal :"Iya,,,ya! Lupa, hehehe.......!".
Bu Sulis :"Memangnya kamu mau ikut Zal?".
Rizal :"Rencananya sih gitu bu".
Bu Sulis :"Kalau ikut, ikut aja tapi hati-hati".
Erwin :"Terus aku gimana?".
Rizal :"Benar bu, Erwin gimana?".
Bu Sulis :"Biar dia menemani ibu dan nanti ibu yang temani dia jalan-jalan, lagian ibu kan pasti kesepian nggak ada ayah kamu".
Rizal :"Terima kasih bu. Win gimana kalau di rumah aja menemani ibuku biar dia yang anterin kamu jalan-jalan?".
Bu Sulis :"Nggak apa-apa kan Win. Kalau naik gunungnya Rizal nggak keturutan kamu pasti tau kayak apa dia kan?".
Erwin :"Benar juga, pasti kayang orang kesurupan besok karena itu, hahaha.......!".
Kami tertawa bersama. Akhirnya Rizal pun bergegas menyiapkan keperluan mendaki besok.
Pukul 8 pagi aku mengantar Rizal di tempat mereka berkumpul,
Rizal :"Makasih Win, kamu mau ku tinggal naik gunung!".
Erwin :"Nggak apa-apa kok, kalau kamu naik gunung kan motormu aku yang pakai, hahaha......!".
Rizal :"tolong jaga rumah dan ibu ya Win, aku mau berangkat dulu".
Erwin :"Oke,,,,!".
Akhirnya Rizal dan rombongannya pun berangkat untuk mendaki gunung,setelah jauh aku pun kembali kerumah untuk mendaki dua gunung kembar ibu tirinya yang ranum dan kenyal.
Baca juga :Ngentot dengan tante Leni tetanggaku
Selama 4 hari aku bebas ngentot dengan ibu teman baikku, karena teman baikku sedang mendaki gunung dan ayahnya pergi ke Surabaya. Hari-hari aku dan bu Sulis nggak pernah pakai celana dalam kemanapun dia mengajakku jalan-jalan, bila sudah terangsang kami pin langsunh ngentot setelah mencari tempat aman, bila naik mobil bu Sulis selalu mengocok penisku dan sesekali melumatnya di dalam mobil. Jika di rumah nggak perlu di suruh lagi, di mana pun di ruangan rumah, bila kami sange, langsung ku hujam vagina dan dubur ibu teman baikku. Akhirnya aku harus kembali ke kotaku bersama Rizal karena liburan kami telah berakhir dan meninggalkan ibu teman baikku kembali bersama suaminya. Aku sangat senang dengan liburanku kali ini dan Rizal berjanji akan mengajakku lagi bila dia pulang saat liburan berikutnya. Rizal dan ayahnya tidak pernah tahu kalau bu Sulis selingkuh denganku saat aku di rumah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar