Belum lama ini aku pindah ke rumah baruku di perumahan elit yang terletak di Jakarta timur,aku tinggal sendiri di sana karena memang aku seorang duda,aku bercerai dengan istriku 1 tahun yang lalu dan hak asuh anakku di dapat istriku setelah kami memperebutkannya di persidangan.Namaku Irman dan usiaku 30 tahun,sebagai seorang blogger yang sukses tiap hari kerjaku hanya di rumah menghadap laptopku,bila sudah bosan barulah aku keluar mencari udara segar sambil mencari referensi untuk artikelku yang akan aku posting ke dalam blog.Di sebelah rumahku ada seorang tetanggaku yang memiliki raut wajah cantik dan body yang sangat indah,namanya Lidya,usianya sekitar 25 tahunan,suami Lidya bernama mas Bram dan usianya sekitar 35 lebih,mungkin Lidya menikahi mas Bram karena dia kaya pikirku dalam hati.mas Bram bekerja sebagai manager di perusahan swasta yang cukup terkenal di wilayah Jakarta timur.Biasanya tiap pagi aku sering duduk di teras rumah untuk melihatnya belanja di tukang sayur keliling langganan kami,aku suka melihat Lidya yang sering menggunakan tangtop dan kadang tanpa BH karena kadang aku tidak melihat tali BH-nya dan terlihat juga putingnya yang menonjol dari balik tangtopnya yang lumayan ketat,di padu dengan celana pendek yang tipis hingga garis celana dalamnya terlihat jelas di pantatnya yang bahenol serta bentuk vaginanya yang besar dan tembem,pasti Lidya sangat pandai memuaskan suaminya di ranjang,
Lidya :"Mas Irman,,,!tukang sayurnya sudah lewat atau belom?".
suara lembut Lidya membuyarkan lamunanku,
Irman :"Belum,,, mungkin sebentar lagi".
Lidya :"Kok pagi-pagi udah ngelamun aja mas,lamunin apa sih?".
Irman :"Biasalah,lagi kangen sama anak".
Lidya :"Makanya cepat-cepat cari istri lagi mas,biar bisa bikin anak lagi hihihi.....".
aku yang terpana melihat buah dada besar Lidia yang di letakkan di atas pagar pembatas rumah kami sambil mengobrol denganku membuatku menjawabnya dengan candaan yang sedikit ngeres,
Irman :"Mau sih gitu,biar nggak cepat habis sabun mandiku".
Lidya :"Kenapa cepat habis mas?".
aku sempat terdiam sejenak melihat puting susunya menonjol di balik tangtop putih yang di pakainya dan samar-samar kulihat warna coklat di sekitar tonjolan itu,
Lidya :"Mas Irman,,,,!di tanya kok malah bengong!".
Irman :"Maaf,,,, tadi tanya apa?".
Lidya :"Di ajak ngomong malah di cuekin".
terdengar suara tukang sayur datang dan aku pun membeli sayur dan paha ayam untuk ku masak,saat memilih sayuran aku melirik belahan dadanya yang indah dan pangkal pahanya yang menyembul membuat penisku mulai meronta di dalam celanaku apalagi saat beberapa kali Lidya menggaruk buah dadanya yang besar itu membuatku makin terangsang melihat pentilya yang sempat keluar dari tangtopnya,untunglah hanya aku dan Lidya saja yang sedang belanja dan juga penjualnya seorang perempuan jadi aku bisa agak lama memandang pentil coklat yang mungil di dada Lidya.Mungkin karena Lidya belum punya anak makanya pentilnya masih kecil dan imut.
loading...
Hari-hari selalu ku lalui dengan melihat tubuh indah tetanggaku yang cantik dan semok itu membuatku berfikir untuk bisa menikmati tubuhnya.Suatu hari Lidya datang kerumahku untuk minta tolong memperbaiki keran yang bocor dan aku pun mengikuti Lidya kerumahnya untuk memperbaiki keran itu,ternyata keran dapur sedang rusak dan tidak bisa di tutup karena itu airnya keluar terus,saat itu Lidya memakai tangtop warna putih lagi dan tidak kulihat tali breast houldernya,fikiranku mulai mencari cara untuk bisa melihat buah dadanya yang besar dan indah itu,saat akan mengganti keran aku meminta tolong pada Lidya untuk membantuku,ku minta Lidya memegang kain untuk menutupi pipa setelah keran ku buka dan benar saja saat keran ku buka dan Lidya hendak menyumbatnya air keran yang keluar membasahi tubuh Lidya membuat tangtopnya basah,terlihat jelas di depan mataku susu besar Lidya yang di hiasi pentil coklat yang mungil karena tangtop putihnya basah hingga seolah-olah Lidya sedang telanjang dada di depanku,dengan wajah memerah karena malu padaku Lidya berusaha tenang dan terus menyumbat pipa keran itu sementara aku terdiam melihat pemandangan indah buah dada Lidya,
Lidya :"Cepat mas,jangan bengon aja!".
aku tersadar dan mulai mengambil keran yang baru dan memasangnya,saat memasang keran tanpa sengaja lenganku menyentuh buah dada Lidya yang membantuku menutupi airnya agar tidak keluar dari pipa,tubuhku menjadi basah dan tubuh Lidya makin basah oleh semburan air keran.Setelah beberapa menit akhirnya selesai juga kami memperbaiki keran itu,tapi aku dan Lidya menjadi basah kuyup,Lidya mencoba menutupi buah dadanya dan hendak pergi tapi dia terpeleset oleh air di lantai dan Lidya jatuh tepat di pelukkanku dengan posisi wajahku tepat di antara dua bukit kembarnya yang terasa kenyal,aku yang sedikit merendahkan diriku saat menangkap Lidya mencoba membantu Lidya berdiri lagi tapi tanpa sengaja aku meremas susu besarnya,mungkin Lidya malu dan mencoba menghindar dariku tapi Lidya malah jatuh dan kakinya terbentur pipa pembuangan,aku kembali mencoba menolongnya tapi malah aku terjatuh menindih Lidya dan bibirku mendarat tepat di pentilnya yang mungil,berkali-kali aku coba bangun tapi tanganku terus terpeleset oleh lantai yang licin dan bibirku berkali-kali melumat pentilnya hingga terasa mengeras,aku memegang susu besar Lidya yang sebelah dan Lidya memegang tanganku,
Lidya :"jangan mas Irman...".
akhirnya aku bisa bangun sambil meremas susu besar Lidya yang kenyal,saat bangun aku dalam posisi duduk di satu paha Lidya dan lututku tepat menyentuh pangkal pahanya yang menyembul dan terlihat jelas bibir vaginanya begitu indah,sepertinya Lidya telah sange akibat perlakuanku tadi,dia hanya terlentang sambil memegang tanganku yang memegang buah dadanya,kami terdiam dan saling menatap,tak ada suara yang keluar dari bibir kami dan hanya mata kami yang bicara.Aku menyusuri tubuh Lidya yang terlihat bugil karena basah dan kulihat pentilnya mengacung keras,tanpa ragu lagi aku kembali melumat pentil coklat yang mungil di ujung bukit besar Lidya,tangannya merangkulku dan kudengar desahan birahi Lidya yang indah,
"ahh......shhh........ohh........."
"hmmm.........ahhh........shhh......."
desahannya begitu merdu di telingaku hingga membangkitkan birahiku,ku lepas tangtop Lidya dan langsung kulumat dua susu besarnya bergantian dan ku hisap serta ku gigit kecil pentilnya lalu kutarik membuat Lidya makin bergairah,tangan masuk kedalam celana Lidya mencari gundukan indah yang di belah jurang yang dalam dan gelap tapi sangat nikmat,kuraba-raba vagina Lidya mencari lubangnya dan setelah ketemu langsung ku colok-colok dengan jari tengahku membuat Lidya menggelinjang di lantai dapur,bibirku melumat bibir manis tetanggaku yang cantik dan semok,Lidya membalas lumatanku dengan buas hingga kami saling melumat bibir dan beradu lidah penuh birahi,tangan Lidya mencari penisku yang menggesek-gesek pahanya dan setelah dapat tangannya yang lembut mengocok penisku dengan perlahan.Bibirku turun menyusuri leher dan dan perut Lidya sambil melepas celana dan CD yang di pakakainya,kini Lidya telah bugil,vaginanya tembem dan bulunya habis di cukur.Ku buka kedua pahanya dan ku selipkan wajahku untuk melumat bibir vagina Lidya yang indah,tercium aroma yang sudah lama ingin kuhirup tanpa ragu lagi kulumat dan kuhisap vagina Lidya membuat Lidya menggeliat dan mendesah penuh birahi,
"ahh........terus.......mas Irman......."
"shhh.........puaskan.......aku........."
"ohh.........ayo........kuat.........."
"hmmm........hisap........ahhh........."
rancau Lidya,tubuh Lidya mulai mengejang,pahanya kuat menjepit kepalaku dan tangannya menjambak rambutku saat cairan kental mengalir dari lubang vagina lidya dan langsung ku telan sampai habis tak tersisa,Lidia terkulai lemas dan bugil di dapur bersamaku,aku mencoba bangun dan melepas bajuku lalu menurunkan celanaku,penisku telah berdiri tegak sempurna bersiap menerobos vagina Lidya,aku kembali menindih tubuh budil Lidya dan melumat bibirnya,kami kembali bermain bibir dan lidah penuh birahi,tanganku menuntun penisku untuk masuk kelubang kenikmatan Lidya namun tidak berhasil,akhirnya lidya membantuku mengarahkan penisku hingga sebagian penisku masuk kelubang vagina Lidya yang mulai memanas,tubuh Lidia krmbali menggeliat merasakan separuh penisku mengesek-gesek dinding lunak vaginanya,rasanya begitu sempit dan sesak vagina Lidya,aku menekan penisku lebih kuat agar bisa masuk semua kedalam vagina lidya,
"ahh..........pelan..........mas..........."
"shhh..........kont*l........kamu........."
"ohh.......besar........panjang........."
"hmmm.........ohhh........shhhh........."
rancau Lidya saat penisku telah masuk semua di dalam lubang vaginanya,tubuhnya menggelinjang merasakan penisku yang besar lingkarnya 6 cm dan panjangnya 21 cm menghujam vaginanya,tidak lama Lidya kembali mengejang,matanya terbelalak sampai warna hitamnya tak terlihat,tangannya mencengkram lenganku dan cairan kenikmatannya membasahi penisku.Aku menghentikan hujaman penisku agar Lidya bisa menikmari orgasmenya sambil melihat sekitarku,lantai sudah mulai kering dan aku bangun lalu menarik Lidya agar bisa bangun,setelah bangun aku dan Lidya pindah di depan kulkas dan ku hujam lagi vagina Lidya tapi kali ini sambil berdiri,tubuh Lidya menggeliat di pintu kulkas meraskan hujaman penisku yang lebih cepat,tangannya merangkulku dan sesekali kami bertatap mata dan juga sesekali saling melumat bibir dan bermain lidah penuh birahi,
"ahh.......hmmm........ohh........."
"shhh........terus.........mas Irman......"
"ohh.......kont*lmu........kuat........"
"hmmm........enak........ahhh............"
rancaunya,lagi-lagi belum sampai 10 menit aku menghujam vagina tetanggaku,dia kembali mengejang dan orgasme dengan hebatnya.Setelah Lidia orgasme aku mengajaknya ke ruang keluarga dan disana ku minta Lidya nungging di atas sofa lalu kuhujam vaginanya dari belakang,kuremas-remas pantat bahenolnya yang bergoyang indah mengikuti hujaman penisku yang besar dan panjang,kuraba-raba sekitar lubang anusnya membuat Lidya makin liar bergoyang,dengan perlahan tapi pasti akhirnya jari tengahku berhasil masuk di dubur Lidya,dia menatapku sambil menggoyang pantatnya menikmati dua lubang di selangkangannya menerima perlakuan liar dariku,membuat Lidya tak bisa bertahan lama dan kembali orgasme,dia begitu mudahnya orgasme saat ngentot denganku,apakah dia juga seperti ini saat ngentot dengan suaminya fikirku dalam hati.Aku tidak mau berfikir panjang lagi dan mulai ku arahkan penisku ke lubang anusnya hingga kepala penisku masuk,terlihat wajah Lidia sange dan liar saat menatapku yang hendak menganal duburnya,aku mulai menekannya perlahan dan dengan bantuan cairan kenikmatan Lidya akhirnya separuh batang penisku masuk di duburnya dan aku mulai memompa dubur Lidya perlahan agar Lidya juga bisa menikmatinya,rasanya begitu sesak dubur Lidya sampai batang penisku tidak bisa masuk semua,aku memeluk Lidya dari belakang sambil meremas-remas susu besarnya uang menggantung bebas sambil kuangkat tubuh Lidya dan aku mulai turun untuk duduk di sofa,setelah Lidya duduk di pangkuanku kuraih vaginanya dan ku colok-colok dengan jariku membuat tubuhnya menggeliat dan akhirnya penisku berhasil masuk semua kedalam dubur tetanggaku yang cantik membuat desahannya makin liar dan keras menggema di ruang keluarganya,
"ahh.......sakit........mas........"
"shhh........kont*lmu........besar........"
"ohh........panjang.........mas........."
"hmmm..........hentikan........ahhh......."
rancau Lidya,awalnya aku tidak peduli padanya dan terus ku mainkan vaginanya agar dia bergoyang dan penisku bisa menghujam duburnya tapi makin lama kulihat wajah Lidya merah menahan sakit hingga aku pun menghentikan permainan jariku di vaginanya dan melepas penisku dari duburnya lalu kurebahkan tubuh montok tetanggaku yang bugil disofa dan kuhujam vagina lebih cepat karena aku hampir sampai pada pendakianku,Kutekan kuat penisku di dalam vagina Lidya dan croott.........crooott.......crrooott.......... spermaku menyemprot dasar lubang rahim tetanggaku dan terasa Lidya telah orgasme lagi untuk kesekian kalinya,ku peluk Lidya dan kami saling melumat bibir menikmati sisa-sisa orgasme kami dan aku rebah dalam pelukannya untuk sesaat.Aku bangun dan melepas penisku yang telah lemas dan kulihat cairan kenikmatan bersatu mengalir dari dalam lubang vagina Lidya karena vaginanya tidak bisa menampung semua cairan itu,aku duduk di sebelah Lidya dan dia merangkul lenganku dengan satu tangan dan tangan lain memegang penisku yang lemas,kepal Lidya bersandar di pundakku setelah beberapa kali kami berciuman mesra,
Lidya :"Makasih mas Irman,aku puas banget walau anusku agak sakit".
Irman :"Aku juga Lidya,setelah 2 tahun bercerai kamulah orang pertama yang ngetot denganku dan kuharap aku bisa melakukannya lagi nanti biar sabunku nggak cepat habis".
Lidya :"Dasar mas Irman,jangan-jangan colinya sambil mikirin aku ya!?hihihi.......".
Irman :"Habisnya kamu sering menggodaku denga pakaian seksimu".
Lidya :"Maaf habisnya kont*l mas Irman bikin aku penasaran terus".
Irman :"kok bisa kamu penasaran sama kont*lku?".
Lidya :"Waktu mas Irman datang pertama kali aku berencana ingin mengakrabkan diri padamu mas,tapi pas aku bertamu mas tidak ada padahal pintu terbuka,jadi aku masuk rumah kamu dan mencarimu mas.Ehh....ternyata mas Irman tidur pakai celan pendek dan kont*l mas Irman keluar dari celana".
Irman :"Benarkah?".
Lidya :"Mas Irman kan tidur,jadi mana tahu".
Irman :"memang apa yang bikin kamu penasaran sama kont*lku?kan punya mas Bram sama kayak punyaku!?".
Lidya :"kont*l suamiku kecil mas bahkan kont*l mas Irman lebih besar dan panjang walau masih lemas,di tambah lagi mas Bram cepat keluarnya".
aku sempat kaget mendengar pengakuan Lidya yang menunjukkan kelemahan suaminya,pasti aku bisa sering-sering ngentotin Lidya nih,,,!fikirku dalam hati.Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi dan tidak terasa aku telah menyetubuhi istri tetanggaku selama satu jam lebih,pantas Lidya sampai orgasme berkali-kali,sambil mengobrol di ruang tamu Lidya membuatkan aku minuman di dapur dan saat kembali Lidya masih tetap bugil membawakanku minuman,
Lidya :"Ini mas minumannya,dilahkan di minum".
dia kembali duduk di sebelahku sambil memegangi penisku dan sesekali menciumnya gemas,
Irman :"Kok cuma aku saja yang minum,mana minuman kamu?".
Lidya :"Ini minumanku mas".
aku bingung denga jawaban Lidya karena hanya satu minuman saja yang ada,
Irman :"Mana Lidya?".
Lidya :"Mau tahu?".
aku hanya mengangguk sambil menikmati minuman dari Lidya sambil melihat Lidya membungkuk dan melumat kepala penisku dengan buas,tangannya mengocok batang penisku,terasa begitu nikmat penisku di lumat dan di hisap bibir mansinya,lidahnya menjilati buah zakar dan batangnya lalu mencoba memasuki lubang penisku yang kecil,aku mulai terbawa birahi lagi dan penisku kembali tegang,setelah tegang sempurna Lidya duduk di pangkuanku sambil mengarahkan penisku yang tegang masuk kelubang vaginanya,setelah masuk tangan Lidya melingkar di Leherku dan kata terakhir yang ku dengar darinya adalah "Sudah siap untuk ronde kedua?" dan setelah itu dia bergoyang naik turun memulai pertarungan kedua kami yang hebat,penuh birahi dan kenikmatan.
Sejak hari itu aku dan Lidya seperti pasangan suami istri bila mas Bram sedang kerja,tidak di rumshku atau di rumah Lidya bila pintu sudah di tutup dan di kunci Lidya langsung melepas baju dan BH yang di pakainya dan bila sudah seperti itu tidak peduli di ruang tamu,di ruang keluarga atau di ruang makan serta di dapur atau pun dikamar pasti aku akam menghujam vagina dan dubur istri tetanggaku yang cantik.
Baca juga :Melamar kerja jadi sopir pribadi
Aku sangat senang mendapat pelayanan kenikmatan dari istri tetanggaku ini sampai dia hamil karena perselingkuhan kami,Lidya memberi tahu kalau anak yang di kandungnya sebenarnya adalah anakku,saat dia hamil aku makin sering memberikan kenikmatan pada Lidya hingga usia kandungannya 7 bulan baru aku berhenti menghujam vagina Lidya saat usia kandungannya menginjak 9 bulan aku baru berhenti menganal dubur istri tetanggaku dan menunggunya hingga melahirkan baru aku hujam lagi vagina dan duburnya.