Ketika itu kamu pernah bertanya padaku,"apa yang paling kamu inginkan?"tapi aku tidak pernah menjawabnya karena aku tahu jawabanku tidak akan mengubah apapun.kau akan tetap dalam keputusan yang telah kau buat.
Sejak kita kenal 8 tahun yang lalu saat kita duduk di bangku SMP, kamu merubah hidup dan cara berfikirku untuk menjadi lebih baik,kau memberiku semangat menjalani hari-hariku yang penuh liku-liku.kau selalu ada disaat aku membutuhkan sandaran untuk bertumpu,kau hibur aku dengan canda tawamu yang selalu menenangkan hatiku hingga aku seperti lupa akan siapa diriku.aku merasa begitu dekat denganmu dan juga hatimu,rasa cinta yang tumbuh dalam hatiku makin besar saat kau tembak aku di tempat favorit kita bertemu dan bercengkrama tiap ketemuan,bahagia rasanya keinginanku untuk jadi kekasihmu menjadi nyata,hidupku terasa begitu sempurna,ku arungi hari-hari indah dalam dekapanmu.hari itu aku benar-benar gugup sekali tanpa kau beri tahu aku lebih dulu kau ajak aku pulang kerumahmu dan kau kenalkan pada orang tuamu.aku senang sekali ternyata mereka mau menerimaku dan baik padaku bahkan sejak itu aku di anggap seperti bagian dari keluargamu dan jika aku datang kerumahmu ibumu selalu berteriak memanggilmu yang masih ada dikamar"irvan....!istrimu datang...!".wajahku jadi merah karena malu dengan ibumu.
Akhirnya aku beranikan diri memperkenalmu pada orang tuaku dan sama sepertiku dulu kau juga gugup saat bertemu orang tuaku sampai-sampai kau membuatku tertawa melihatmu yang gugup di depan orang tuaku,senang rasanya orang tuaku juga menyukaimu.hari-hari makin bahagia karena orang tua kita merestui hubungan kita.
Malam itu kau memintaku menemanimu dirumah karena kedua orang tuamu pergi kerumah keluarga,kita seperti suami istri sungguhan,aku memasak makanan untuk kita berdua,nonton tv berdua dan kau mendekapku dengan hangat saat kita tidur berdua di kamarmu,malam itu aku begitu terbuai indahnya cinta kita hingga tanpa menolak sedikit pun saat kau menjamah buah dadaku,ciuman bibir hangatmu membuatku tak kuasa menghindar ketika kau melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat dan kau terus memancing birahiku dengan memainkan jemarimu di daerah kewanitaanku,aku tak bisa menolak saat kau menjelajahi tubuh telanjangku dan kejantananmu menerobos masuk kelubang terdalam di pangkal pahaku,entah kenapa aku bahagia menyerahkan tubuh dan keperawananku padamu.sejak itu kita benar-benar seperti suami istri sungguhan,tiap hari kau selalu manja padaku dan juga hampir setiap hari kau selalu menelanjangiku serta menyetubuhiku,kau memintaku minum obat yang membuatku tidak hamil dan aku menurutinya karena mamang kita masih sekolah.
Tidak terasa kita telah selesai menjalani pendidikan selama 6 tahun bersama,tapi cinta kita tetap awet dan makin mesra.sampai saat kau putuskan untuk pergi merantau,aku benar-benar sedih saat mendengar keputusanmu itu tapi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahmu.aku mendekapmu erat sambil menangis saat mengantarmu dan melepaskan kepergianmu.sebelum kau pergi,kau mengucapkan sebuah janji padaku di depan kedua orang tuamu "sayang berjanjilah bahwa kau akan tegar saat aku pergi dan aku juga berjanji akan selalu mencintaimu dan akan kembali untukmu".aku hanya bisa menganggukan kepala sembari terisak dan menangis melepas kepergianmu.
Tidak terasa dua tahun sudah kulewati kehampaan tanpa dekapan dan belaianmu,hanya suaramu yang bisa ku dengar dari telepon untuk mengobati rinduku,hingga aku dan kedua orang tuamu kehilangan kontak denganmu selama tujuh bulan,nomor teleponmu tak bisa di hubungi,aku sangat khawatir dengan keadaanmu,tiap hari dan malam aku selalu mendo'akan keselamatanmu,tapi hatiku makin hancur saat pertama kali kau menelepon orang tuamu dan memberi kabar kalau kamu sudah menikah dan punya anak dari hubunganmu selama dua tahun di perantauan dengan istrimu.tubuhku lemas tak berdaya dan hatiku sangat hancur mendengar kabar dari orang tuamu,aku tak tahu lagi apa yang akan terjadi padaku,hari-hari ku lalui dengan rasa sakitku yang begitu dalam padamu,sampai ku putuskan untuk pergi merantau sepertimu.
Malam itu aku sedang menyiapkan pakaian yang ingin ku bawa merantau,dari kamar kudengar suara kendaraan orang tuamu datang,mereka menemuiku untuk mencegahku pergi tapi aku menolak hingga akhirnya kau berdiri di depan pintu,aku sangat bahagia melihat mu datang tapi aku juga sakit saat kulihat kau menggendong anak dan ada wanita di sampingmu,aku mencoba duduk dan berusaha kuat melihatmu dengan mereka duduk berdampingan,namun apa dayaku tak sanggup menahan hati yang begitu sakit,dengan air mata yang menetes ku lihat kau bangkit dan menuju ke arahku,sambil berlutut kau keluarkan kotak berisi cincin dan kau bilang "maukah kau menjadi istriku?"aku tertegun bingung dan heran,tiba-tiba datanglah laki-laki di depan pintu dan anak kecil yang tadi kamu gendong memanggilnya ayah.wanita itu menjelaskan kalau dia adalah saudara kembarmu dan laki-laki itu adalah suaminya,sebenarnya kamu ingin menguji kesetiaanku dan teryata orang tuaku juga tahu rencanamu padaku.aku menamparmu dan langsung memelukmu.aku sangat marah tapi juga bahagia karena kamu melamarku.
Hari pernikahan kita pun tiba,setelah selesai mengucap ijab qabul di hadapan penghulu dan saksi kau kembali menanyakan hal itu padaku "apa yang paling kamu inginkan?".aku pun akhirnya mejawabnya "kamulah yang paling aku inginkan untuk menjadi imamku,dan kini harapan terindahku telah terkabulkan".kau mencium bibirku mesra dihadapan orang tua kita,penghulu dan saksi sebagai bukti bahwa kita telah disatukan oleh ikatan suci yang hanya tuhan yang bisa memisahkan kita.
Harapan indahku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar